Sylvester Stallone merupakan aktor yang dikenal dengan film action di era 80-an seperti Rambo dan Rocky. Dua film itu yang membuat namanya menjadi salah satu aktor papan atas di Hollywood. Kini, Stallone sepertinya masih belum mau melepaskan karakternya sebagai seorang jagoan di layar lebar. Contohnya adalah film Bullet to the Head yang mengeksploitasi habis-habisan sosok Stallone.
Film ini diambil dari komik grafis Du Plomb Dans La Têt. Meski merupakan komik buatan Prancis, tetapi ceritanya sangat dipengaruhi oleh film-film Amerika. Bullet to the Head bercerita tentang seorang pembunuh bayaran, Jimmy Bobo (Sylvester Stallone) yang bekerjasama dengan seorang polisi yang lurus Taylor Kwon (Sung Kang) dalam memberantas penjahat.
Alur cerita menjadi titik lemah dari film karya sutradara Walter Hill ini. Skenario yang ditulis oleh Alessandro Camon sangat datar dan mudah untuk ditebak, bahkan terkadang tidak masuk akal. Adegan dibuka dengan aksi perampokan yang diakhiri dengan pembunuhan oleh Jimmy bersama rekannya kepada target operasi, yang ternyata bekas polisi. Jimmy memutuskan untuk tidak membunuh seorang PSK yang berada di kamar mandi hanya karena di badannya terdapat tato naga.
Setelah itu, rekan kerja Jimmy tewas dibunuh di salah satu bar ketika tengah menunggu perantara yang akan membayar honor keduanya. Taylor kemudian diutus untuk mengusut kasus pembunuhan bekas rekan kerjanya itu. Sejak di ruang jenazah itu alur cerita mulai sulit untuk dicerna. Taylor yang melihat jenazah rekan kerja Jimmy langsung mengambil kesimpulan bahwa kematian rekan kerjanya berhubungan dengan kematian sang pembunuh bayaran.
Padahal, tidak ada bukti-bukti yang cukup untuk mendukung teori tersebut kecuali sang pembunuh bayaran tewas hanya beberapa jam setelah pembunuham terhadap bekas rekan kerja Taylor. Lalu, mulailah Taylor mencari Jimmy untuk mengungkap orang yang berada di balik pembunuhan rekan kerjanya itu. Hingga akhirnya, mereka sepakat untuk bekerjasama guna menangkap gembong penjahat yang sama-sama mereka buru.
Taylor dan Jimmy mempunyai sifat yang bertolak belakang. Stallone punya prinsip para penjahat harus dihukum yaitu mati sedangkan Taylor kebalikannya, semua penjahat harus dihukum dengan cara dibawa ke pengadilan. Sosok penjahat yaitu Marcus Baptiste (Christian Slater) sudah mengutus pembunuh bayaran untuk menghabisi keduanya. Namun, Jimmy dan Taylor berhasil lolos dari sang pembunuh bayaran.
Lalu cerita mulai di-twist menjadi perpecahan di kelompok itu. Anak buah Marcus menolak untuk menyelamatkan bosnya yang diculik oleh Jimmy dan Taylor. Sementara itu, sang pembunuh bayaran mulai gusar dengan sikap anak buah Marcus yang menerima tawaran Jimmy untuk menangkap Taylor dengan upah yang sama. Plot cerita yang tadinya tentang upaya Jimmy dan Taylor mengejar komplotan penjahat secara perlahan berubah menjadi penghianatan yang terjadi di kelompok itu.
Jimmy dan Taylor diuntungkan dengan adanya perpecahan itu dan seperti hampir semua pakem yang dipegang oleh film Hollywood, pada akhirnya good guys selalu bisa mengalahkan bad guys. Film ini hanya mengandalkan aksi tembak-tembakan dan juga perkelahian yang dilakoni oleh Stallone dan Sang Kung sejak awal hingga akhir. Sayang, alur cerita yang mudah ditebak membuat film ini kekurangan efek thriller sebagaimana film action lainnya.
Hingga akhir film, penonton juga tidak pernah diberitahu kenapa Jimmy tidak membunuh PSK yang menjadi saksi pembunuhan terhadap bekas polisi korup yang merupakan teman Taylor. Lalu, apa hubungan tato di punggung PSK tersebut dengan tato yang ada di badan anak Jimmy?
Film ini mulai diputar di Amerika pada 1 Februari lalu. Berbeda dengan film-film lainnya, Warner Bros tidak melakukan promosi untuk Bullet to the Head. Para movigoers kesulitan untuk melihat trailler film ini sebelum diputar di bioskop. Mungkin, Warner Bros tidak terlalu berharap banyak atas sukses film ini secara komersil sehingga tidak melakukan promosi. Dan, dugaan itu sepertinya tepat. Ketika diputar untuk kali pertama, Bullet to the Head tidak mendapatkan pemasukan yang terlalu banyak dari penjualan tiket.
Mungkin, sudah saatnya Sylvester Stallone pensiun sebagai aktor laga.
Bullet to the Head: Dar-der-dor Tanpa Didukung Alur Cerita yang Menarik
Sylvester Stallone merupakan aktor yang dikenal dengan film action di era 80-an seperti Rambo dan Rocky.

BERITA
Senin, 11 Feb 2013 17:02 WIB

bullet to the head
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai