Partai Rakyat Demokratik (PRD) mengaku tak khawatirnya adanya pemutarbalikan sejarah dalam film ‘Di Balik 98’. Sekretaris Jenderal Komite Pimpinan Pusat (KPP) PRD, Dominggus Oktavianus mengatakan, film ini lebih banyak unsur dramanya, sementara kejadian 98 hanya dijadikan latar belakang.
“Di film itu ada konflik antara seorang aktivis mahasiswa dengan saudara iparnya yang kebetulan menjadi komandan di lapangan. Konflik-konflik yang yang lebih ditonjolkan. Bukan perdebatan tentang bagaimana pemerintahan Order Baru, atau pemerintahan seperti apa yang harus dibentuk. Bukan itu yang menjadi inti dari film itu,” kata Dominggus.
Dominggus maklum jika ada perdebatan soal sejarah yang menjadi setting film itu. Namun, dia mengingatkan bahwa para pembuat filmnya punya intepretasi sendiri mengenai kejadian itu.
Beberapa aktivis 98 memprotes adanya bendera PRD dalam film itu. Menurut mereka, PRD tak terlibat dalam peristiwa bersejarah itu. Dominggus menyebut mereka yang protes sebenarnya tidak tahu sejarah. Menurutnya, PRD sudah lama memperjuangkan reformasi.
“Teman-teman aktivis 98 itu tak paham bahwa PRD sangat terlibat dalam peristiwa itu. PRD yang punya banyak massa di level mahasiswa telah mengkritisi kebijakan Orde Baru sejak tahun 1994,” tambahnya.
Dia berharap ada sutrada yang membuat film yang khusus membahas soal 98 dari sisi sejarah. Film seperti ini bisa menjadi penyeimbang dari film Di Balik 98.
Film garapan Lukman Sardi ini akan tayang serentak di bioskop mulai 15 Januari 2015. Film ini dibintangi Chelsea Islan, Boy William, Ririn Ekawati, Donny Alamsyah dan yang lain.