KBR - Biasanya kita tak terlalu memperhatikan benda-benda perak yang sudah tak bagus lagi bentuk dan warnanya. Tong sampah biasanya menjadi tempat terakhir penampung barang-barang usang itu. Namun di tangan Dan Kemp dari Dank Artistry, benda-benda perak itu bisa disulap menjadi karya seni.
Misalnya, ketika melihat sendok-sendok perak kuno yang dihiasi dengan pola dan bunga, ia justru mengumpulkannya lantas mengolahnya menjadi potongan-potongan perhiasan.
Karena tertarik dengan benda-benda kuno, Kemp berfikir untuk menciptakan sebuah karya seni dari sampah perak - benda yang menurut orang sudah tidak berguna lagi. Setiap melihat benda-benda yang ditemui sehari-hari, Kemp selalu bertanya pada diri sendiri: apa cerita yang tersembunyi di balik benda-benda itu?
Hal itulah yang mendorongnya untuk berani terjun serius ke dalam seni dan pembuatan perhiasan. Kini, ia sukses menciptakan potongan daur ulang perak yang di dalamnya ada unsure sejarah dan budaya. Obyek yang menjadi fokusnya adalah sendok, pisau dan garpu. Benda-benda itu lantas disulap menjadi cincin, liontin, gelang dan lonceng.
Ia mengambil potongan-potongan bahan itu dari tahun 1930-an,1950-an atau tahun-tahun awal Art Nouveau, yang berasal dari koleksi dengan nama-nama seperti Noblesse, Michelangelo oleh Oneida, Avalon dan banyak lagi. Selama ini, mungkin kita tidak pernah membayangkan kalau sendok, selain dapat dibuat menjadi sebuah seni perhiasan, juga bisa membawa kita ke masa lalu.
Antusiasme Dan Kemp untuk hobi barunya, ternyata berhasil menular ke rekan-rekannya. Kepada mereka, Kemp berkisah bagaimana cerita yang ada di dalam benda-benda duniawi kita ternyata bisa menjadi inspirasi dan pelajaran untuk seluruh umat manusia. Bagi Kemp, segala sesuatu di sekitar kita memiliki cerita sendiri.
"Saya bangga sudah memberikan materi saya untuk sebuah sebuah karya seni,” kata Kemp.
“Perhiasan perak dan sendok yang saya temukan di pasar loak, kembali mengilhami saya untuk merenungkan kehidupan masa lalu. Saya begitu mengagumi inspirasi aliran energi alam semesta kita. Saya berharap untuk mengungkapkan aliran ini ke dalam pekerjaan seni saya.”
Bagi Kemp, mendaur ulang peralatan perak dengan memasukkan unsur masa lalu memiliki lebih banyak nilai dan karakter. Misalnya, jika sendok yang telah dipoles dengan sentuhan seni dekoratif, mungkin orang akan lebih bersemangat menyantap makanananya. Kalau sayang untuk dijadikan alat makan, kita bisa memajangnya di lemari hias. Cantik, bukan?
Jadi, daur ulang benda, tak harus dari plastik, kertas ataupun kayu. Perak pun bisa menjadi lebih mahal dan berguna jika diolah dan diberi sentuhan seni.