Bagikan:

BPBD Jateng: Masih Bisa Ada Pengungsi Tambahan

Banjir yang melanda Pati, Jawa Tengah, adalah banjir terbesar kedua yang menimpa daerah tersebut.

BERITA

Selasa, 28 Jan 2014 17:20 WIB

BPBD Jateng: Masih Bisa Ada Pengungsi Tambahan

Banjir, Jawa Tengah, Pati, bencana

Banjir yang melanda Pati, Jawa Tengah, adalah banjir terbesar kedua yang menimpa daerah tersebut. Petani pun gagal panen, padahal mereka tinggal menunggu beberapa hari untuk panen. Banjir di Provinsi Jawa Tengah pun telah menutup akses jalan nasional. Banjir pun terus meluas hingga ribuan warga di kawasan Jepara, Kudus dan Pati dievakuasi.

Apa saja yang telah dan akan dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah? Berikut perbincangan Kepala BPBD Sarwa Permana dengan Agus Luqman dan Rumondang Nainggolan dalam program Sarapan Pagi KBR68H.

Kabarnya banjir yang terjadi di Pati terluas di Indonesia, bisa digambarkan kondisi banjir di Jawa Tengah?

Kalau banjir secara umum sebetulnya yang pertama kemarin sudah terdampak cukup parah itu di Kabupaten Purworejo dan Kebumen, itu diawali dari sana. Setelah itu terjadi di Batang, Kabupaten Pekalongan dan Pemalang, pagi ini Kecamatan Batang dan Kabupaten Pekalongan terdampak kembali.

Jadi sebelumnya sempat surut bertambah lagi ya?

Seminggu lalu ini kembali naik lagi airnya dan kembali mengadakan pengungsian untuk Kabupaten Pekalongan. Ini fenomena alam yang sangat luar biasa.

Sebelumnya belum pernah terjadi bencana semacam ini?

Untuk Batang jarang. Justru Batang ini menjadi keanehan dan ini banjir lagi, sedangkan Pekalongan sama kemarin pengungsi hampir tujuh ribu jiwa selesai minggu kemarin sekarang mulai lagi evakuasi mulai pagi ini.

Selain tingginya curah hujan apa ada penyebab lain?

Salah satunya untuk Batang itu faktor drainase yang kurang sempurna ya. Karena di dalam saluran­saluran yang mengarah ke laut itu banyak ditumbuhi eceng gondok, sehingga kemarin sempat terjadi pembersihan secara besar­besaran yang dipimpin langsung oleh Pak Bupati. Tetapi untuk Pekalongan ini memang terjadi luapan yang sangat luar biasa karena curah hujan tinggi sejak tadi malam. Kembali juga Kudus, Pati, Jepara ini menjadi suatu hal yang luar biasa dan teman­teman di daerah posko 24 jam mengalami kelelahan yang luar biasa.

Jadi sudah berapa hari bencana di kawasan Jawa Tengah ini?

Diawali Purworejo, Kebumen, Banjarnegara longsor yang luar biasa. Sekitar awal Januari, karena memang cuaca ekstrem rekomendasinya puncaknya akhir Januari sampai awal Februari. Di Batang, Pati, Jepara ini luar biasa, Demak baru saja selesai tapi dengan cuaca seperti ini kemungkinan ada pengungsian kembali.

Demak, Jepara, Pati ini bukan karena luapan air laut?

Bukan, memang luapan dari sungai Wulan. Faktor alam salah satunya Gunung Muria, ini terancam juga Kabupaten Jepara karena ada 150 meter lebih sudah longsor, retak. Kalau ini sampai longsor menghabiskan berapa desa, ini susah kita antisipasi.

Kawasan Gunung Muria ini potensi ancamannya di kawasan atau sebelah mana?

Ini untuk longsornya ada beberapa titik di Kudus, Jepara, Pati. Kebetulan untuk Jepara ada dua desa terancam.

Jadi lebih banyak yang terdampak ini kawasan Jepara?

Terancam bukan terdampak. Tetapi untuk Kudus sudah ada dua desa yang terisolir karena longsor, berdampak kepada 1.600 jiwa karena distribusi logistik harus jalan.

Warga yang berada di dua desa tersebut sudah diminta waspada?

Untuk Jepara sebagian sudah kita evakuasi.

Untuk yang Kudus ini total 12 atau ada tambahan lagi yang meninggal?

Sementara ini 12 sudah ditemukan semua.

Masih ada laporan hilang barangkali di Kudus?

Sementara tidak ada, kemarin yang kena banjir hilang satu sudah ditemukan.


Sampai hari ini data dari BPBD bisa diungkapkan berapa jumlah pengungsi yang ada di sana?

Kalau bicara jumlah pengungsi sampai pagi hari ini di Demak sudah tidak ada. Ini data tadi malam di Kudus 14.000 jiwa, Pati masih 17.000 jiwa, Jepara masih sekitar 5.700 jiwa. Sebetulnya tadi malam kalau curah hujan tidak tinggi Kudus berangsur­angsur surut, tetapi tadi malam curah hujan di sana tinggi sekali.

Jadi yang 15.000 jiwa ini belum pasti kemungkinan ada tambahan lagi?

Iya karena curah hujan tinggi dan tidak bisa kembali.

Kalau untuk kawasan Batang atau Pekalongan sudah berapa jumlah pengungsinya?

Batang kemarin sekitar 5.000 jiwa, Pekalongan seminggu yang lalu hampir mencapai 7.000 jiwa lebih. Tetapi Batang selesai sampai hari ini sudah dipantau banjir tidak separah yang minggu kemarin tetapi belum ada pengungsian, masih dipantau. Tetapi untuk Pekalongan baru evakuasi mulai pagi ini.

Untuk yang 7.000 jiwa ini termasuk yang dievakuasi sekarang?

Ini yang belum tahu karena terdapat dua kecamatan, kemarin hanya satu kecamatan.

Berarti bisa lebih lagi?

Saya belum tahu pagi ini berapa yang harus dievakuasi. Angka 7.000 itu angka minggu kemarin yang sudah pulang kembali.

Soal distribusi bantuan apakah ada daerah­daerah yang sulit terjangkau?

Khusus untuk wilayah Pati, Kudus ada beberapa titik yang susah terjangkau dan ada yang harus jalan kaki. Ini memang ada fenomena baru di Kudus dan Pati ini pada saat kekurangan kapal saya dorong untuk meminjam kapal nelayan yang tidak dipakai untuk membantu evakuasi dan distribusi logistik.

Secara keseluruhan berapa luas lahan yang tergenang air?

Kalau bicara luasan lahan tentunya kami tidak bisa secara cepat menghitung itu. Karena memang itu perlu pencermatan secara khusus, karena tentunya pasca bencana ini pemerintah mengambil sikap untuk menghitung kembali kerugian, termasuk lahan pertanian. Masyarakat harus diberdayakan kembali pemberdayaan ekonomi masyarakat, kasihan masyarakat yang dampak luasnya luar biasa untuk Pati, Kudus, Purworejo, dan Kebumen ini harus segera kita hitung. Tetapi pada saat kondisi begini tidak bisa tingkat kerugian berapa.

Status darurat sampai kapan kira­kira?


Untuk Jawa Tengah gubernur sudah mengeluarkan status darurat banjir, longsor, dan puting beliung itu sejak 8 Desember sampai 31 Maret. Tentunya status itu kita keluarkan berdasarkan rekomendasi BMKG untuk antisipasi musim yang ekstrem ini. Sampai sekarang jumlah korban karena bencana alam kira­kira sejak masa darurat bencana ini.

Ada berapa?    
        

Untuk Kudus ini ada 12 korban jiwa karena longsor itu, Kebumen itu satu keluarga tertimbun, Purworejo mungkin dua, Banjarnegara satu. Saya tidak mau berandai­andai karena angka tidak di depan saya, saya lupa.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending