KBR68H - Swing voter atau pemilih pemula diprediksi bisa mengubah peta politik pemilu 2014. Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), angka swing voter mencapai 50 persen jika pemilu digelar hari ini. Pemilih pemula adalah mereka yang berusia 17 tahun pada hari pencoblosan atau yang sudah menikah dan tercatat dalam daftar pemilih tetap. Menurut Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih dan Pemantau Pemilu Rakyat JPPR, Yusfitriadi, pemilih pemula umumnya bersemangat karena akan mencoba kali pertama berpartisipasi. Minimal, mereka datang ke TPS dan mencoblos pilihannya.
“Mereka hanya datang memilih lalu selesai. Itu yang lebih banyak saat ini. Yang ada itu. Karena memang pemilu belum menjadi konstruksi yang besar di Republik ini. Sehingga Masyarakat tidak melihat pemilu itu sebagai sesuatu untuk mengembangkan negeri ini”, tutur Yusfitriadi.
Kata Yusfitriadi, perilaku pemilih pemula yang seperti itu dikarenakan kegagalan para penyelenggara untuk memberikan pendidikan berpolitik bagi pemilih pemula. Mereka belum menjadikan pemilihan umum ini sebagai awal dari pengembangan negaranya. Sehingga kata dia, memberikan pendidikan demokrasi sejak dini belum terlalu penting bagi anak usia sekolah dan mahasiswa.
“Karena pola pikir baik penyelenggara pemerintah, kemudian pemegang kebijakan, pembuat regulasi itu tidak menjadikan pemilu sebagai kontruksi yang besar di Republik ini. Itu banyak fakta. Pada akhirnya berimplikasi pada belum pentingnya pendidikan demokrasi pada usia anak sekolah,’’ terang Yusfitriadi.
Membekali pemahaman utuh kepada pemilih, khususnya pemilih pemula itu sangat penting. Namun bagaimana hal ini bisa dijalankan dengan sukses kalau negaranya saja tidak bisa menjalankan pemilu sebagai kunci untuk menyehatkan sistem demokrasi.
“Sebetulnya mereka itu memang berpikir mereka sudah terkontaminasi dengan berbagai hal. Baik lingkungan dan media. Akhirnya mereka cuek pada pemilu. oleh karena itu, Saya pikir kita akan mampu menciptakan pemilih cerdas dan rasional bertanggung jawab akan amat jauh ketika pemilihnya ditinggalkan”, terang Yusfitriadi.
Pemilihan umum yang jatuh pada 9 April 2014 mendatang sebagai cara untuk melakukan rotasi kepemimpinan. Untuk menghasilkan seorang pemimpin yang jujur, adil maka diperlukan pengawalan dari semua pihak.
“Sejak 12 Agustus lalu, itu sudah berapa bulan tetapi kita enggak tahu. Jadi bagaimana kita kan mengawal kalau tahu saja enggak. Padahal tahapan awal yang cukup kruisial dan butuh pengawalan, Seperti verifikasi parpol. di Parpol akan mucnul politisi busuk atau tidak busuk. Itu ketika menentukan busuk tidak busuk itu bagaimnana KPU memverifikasi benar atau tidak benar.
Supaya sistem demokrasi semakin baik, Yusfitriadi menilai dibutuhkan partisipasi semua pemilih, khususnya partisipasi pemilih pemula, hingga level partisipan bahkan level subjek. Pada kedua level ini, pemilih sudah sangat paham dan aktif terlibat pada semua tahapan.
Pemilih pemula harus memahami bahwa mewujudkan pemilu yang baik membutuhkan kerja sama dan partisipasi semua pihak. Pemilu memang melibatkan banyak pihak. Mulai dari parpol pengusung, masyarakat pengusung, pasangan kandidat, panitia penyelenggara da;lam hal ini KPU, Bawaslu.
Semua pihak sesuai dengan kedudukan, fungsi, dan perannya mestilah aktif terlibat. Mulai dari tahapan persiapan sampai tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan meliputi kegiatan penetapan daftar pemilih, pendaftaran/penetapan pasangan calon, kampanye, pemungutan suara, penghitungan suara, penetapan pasangan terpilih, pengesahan, gugatan (kalau ada), dan pelantikan.
Namun sayangnya, sosialisasi sangat kurang. Hal itu dibuktikan masyarakat terdidik saja yang notabennya sebagai mahasiwa tidak mengetahui kapan pemilu itu dilaksanakan. Contohnya saja, Presiden Mahasiswa Universitas Indonesia Ali Abdilah tidak mengehatui kapan pemilu presiden itu akan diselenggrakan.
“Mahasiswa cuek pada pemilu 2014. Saya melihatnya belum menjadi perhatian bersama dari teman- teman mahasiswa. Temen-temen belum banyak yang tahu,’tutur Ali Abdilah.
Ali menambahkan, jika sosialisasi yang dilakukan oleh KPU sampai kepada pemilih pemula, Ali yakin mereka akan antusias untuk ikut serta meramaikan pesta demokrasi pemilihan umum 2014.
Pentingnya Pendidikan Demokrasi kepada Anak Usia Sekolah
KBR68H - Swing voter atau pemilih pemula diprediksi bisa mengubah peta politik pemilu 2014.

BERITA
Jumat, 04 Jan 2013 10:18 WIB


demokrasi, pemilih pemula
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai