KBR68H, Jakarta - Peretas situs presiden SBY berhasil ditangkap. Namun muncul perlawanan dari penangkapan itu. Komunitas hacker melawan penangkapan itu dengan meretas tampilan depan atau yang dikenal dengan istilah deface. Mereka menganggap Wildan, tersangka peretas, tak bersalah. Menurut mereka, seharusnya pemerintah berterimakasih kepada Wildan karena berhasil membongkar kelemahan situs pemerintah. Seperti apakah penanganan hackers yang selama ini ditangani Kementerian Kominfo, simak perbincangan KBR68H dengan juru bicara Kominfo Gatot Dewobroto
Ancamannya sangat tinggi paling lama 12 tahun dan denda Rp 12 miliar ya?
Jangan lihat ancaman dulu, kalau ancaman itu di Undang-undang, karena ancamannya pasal apa ya maksimum 12 tahun dan denda Rp 12 miliar. Tapi kasus peretasan ini bukan yang pertama, bahkan saya sering ketemu sejumlah peretas dan cracker, karena yang namanya hacker sama cracker itu beda. Hacker itu banyak positifnya, ibaratnya kalau seperti dokter itu yang diagnosa dan kita biasanya diberitahu situ atau website anda bermasalah, begitu mudah bolong-bolong dimasukan virus sehingga mohon diperbaiki. Kalau cracker tidak, cracker itu tidak kasih tahu ke kita, merusak, kadang operating system diubah kemudian datanya diambil. Kami sering ketemu mereka itu, karena pada umumnya mereka punya potensi yang cukup brilian, kemudian kami arahkan misalnya di Kominfo. Pada kasus ini karena kepolisian yang sedang memproses kita beri kesempatan untuk melakukan proses penyelidikan, kita yakin polisi akan wise menanganinya. Jadi jangan lihat 12 tahun dan Rp 12 miliar, tapi banyak kasus itupun juga kemudian kita bina, kita arahkan pada hal-hal yang positif.
Ada niatan dari kementerian sendiri untuk mengambil Wildan untuk bisa diarahkan ke jalur yang benar dan diberdayakan kemampuannya?
Kita menggunakan forum Indonesia ICT Award itu cukup banyak diantaranya para hacker. Tapi untuk kasus Wildan tentu saja kita lihat perkembangan di pihak kepolisian, karena tadi malam terungkap bahwa yang diretas oleh Wildan itu situs presiden bukan satu-satunya tapi juga situs-situs yang lain.
Sejauh ini motifnya hanya iseng atau bagaimana?
Kami belum tahu. Karena itu hak kepolisian yang mengetahui terlebih dahulu.
Untuk status dia bisa disimpulkan sebagai cracker?
Belum pasti dari pihak kepolisian.
Bagaimana mungkin ke depan hal-hal seperti ini dapat dicegah?
Sesungguhnya kalau diminimalisasi iya, dimana-mana selalu ada, karena fungsinya ada juga yang memperingatkan kita untuk melakukan perbaikan. Kami punya institusi yang tugasnya melakukan pengawasan pemanfaatan internet, mereka itu jago-jago IT, mereka selalu memberikan peringatan ke sejumlah institusi mulai yang strategis, kakap hingga kecil diingatkan bahwa security system buruk. Kemudian Pak Tifatul di tiap kesempatan dalam sosialisasi internet sehat dan aman mengatakan, kita harus menyikapi tentang masalah internet, tidak semata-mata kita itu diarahkan untuk hal yang positif tapi bagaimana cyber security itu lebih baik. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah ada semacam pemahaman, kesadaran dari kita itu kadang-kadang masalah disiplin. Contohnya kita membuka Facebook kita, email kita, Twitter kita, log in tapi begitu saatnya log out kita diamkan saja. Ibarat orang sakit bedahnya masih menganga belum ditutup lagi, virus masuk, makanya kita harus disiplin kalau saatnya ditutup ya tutup.
Dari catatan Kemenkominfo situs-situs yang banyak dilakukan seperti ini situs apa saja?
Beragam, kami sendiri tahun 2011 dalam waktu dua bulan tiga kali kena.
Situs-situs pemerintah ya?
Situs pemerintah pernah cukup banyak, situs swasta juga cukup banyak, blog pribadi juga pernah. Kami pernah menyampaikan kepada mitra kami Komisi I DPR itu dalam satu hari rata-rata ada 1,25 juta center attack. Kita tidak merasa, karena di antara kita itu ada yang sudah cukup bagus security-nya, tapi ada juga yang bolong-bolong, tiap hari korbannya ada saja. Jadi lazimnya kalau saya seorang hacker sendiri tapi yang ganggu ratusan, itu ada yang dari dalam dan luar negeri.
Kominfo: Hackers Punya Potensi yang Brilian
KBR68H, Jakarta - Peretas situs presiden SBY berhasil ditangkap. Namun muncul perlawanan dari penangkapan itu.

BERITA
Kamis, 31 Jan 2013 16:27 WIB


hackers
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai