KBR68H, Jakarta - Ingin memulai usaha tapi bingung? Bersyukurlah karena Anda sudah melakukan tahap awal memulai usaha. Setidaknya, itulah yang dilontarkan oleh wiraswastawan sekaligus direktur utama PT Man Jadda Wajadda (MJW) Anang Sambodo.
Mengapa harus bingung? Menurutnya, perasaan bingung merupakan indikasi ketidaknyamanan dengan kondisi saat ini. “Bila seseorang tenang-tenang saja berarti dia sudah nyaman dengan kondisinya. Dia tidak akan mau keluar dari zona nyaman itu dan tidak akan maju,” imbuh Anang.
Dia menambahkan, dengan bingung maka calon pengusaha akan mulai memikirkan hal-hal selanjutnya seperti jenis usaha apa yang akan dirintis, berapa jumlah modal yang dibutuhkan, di mana tempat yang cocok, dan semacamnya. Selain itu dia juga akan mulai bertanya kepada orang yang telah berpengalaman di usaha tersebut.
Anang menuturkan, semua orang berkesempatan menjadi pengusaha. “Menjadi pengusaha lebih terbuka ketimbang kerja karena kerja membutuhkan banyak kualifikasi. Misalnya penyiar radio maka harus menguasai bidang itu,” ujarnya.
Namun tidak demikian bila menjadi pengusaha. Menurutnya, seseorang dapat merintis usaha apa pun meski bertolak belakang dengan latar belakang pendidikan atau keterampilannya. “Menjadi pengusaha itu tidak perlu bersekolah. Namun demikian bukan berarti tidak perlu belajar,” kata pengusaha laundry kiloan itu.
Untuk memulai usaha, menurut Anang sangat penting untuk menuliskan semua ide di kepala kita. “tuliskan jenis usaha apa saja yang ingin kita rintis.” Tambahnya. Setelah itu, pilihlah jenis usaha yang paling menarik minat kita dan rincilah semua peralatan dan sumberdaya yang mungkin akan dibutuhkan. “ketika memulai usaha laundry saya tuliskan kebutuhan seperti jepitan baju, struk pembayaran, sampai mesin cuci,” ungkap Anang. Dengan rincian tersebut menurutnya kebutuhan dana akan lebih gampang dipetakan.
Pengusaha sumpit bambu ini juga menambahkan, kunci dari kesuksesan sebuah usaha adalah jaringan dan inovasi. Dia mencontohkan upaya kreatif yang dilakukan oleh seorang pedagang alat tulis kantor (ATK) di sebuah pasar tradisional. Sang pemilik toko ditertawakan oleh para pedagang lainnya di pasar karena membagi-bagikan brosur berisi katalog ATK yang dia jual. Hal tersebut dianggap tidak lumrah dilakukan di pasar tradisional. Namun demikian ternyata upaya nyleneh itu berhasil menarik pelanggan. “jadi pelanggan bisa beli lewat telepon,” ujarnya.
Pengalamannya sendiri adalah ketika mempromosikan usaha laundry kiloannya. Anang menuturkan, meski banyak pesaing tetapi usahanya tetap maju karena ada inovasi dan dibarengi komunikasi massa yang mumpuni. “inovasi kami adalah menggunakan asam sitrat agar warna lebih cerah dan menggunakan jaring untuk membungkus pakaian agar tidak melar,” tambahnya. Dalam spanduk promosinya, dia menuliskan “Net Washing system with crystal shine” yang notabene adalah mencuci dengan jaring ikan ditambang asam sitrat.