Bagikan:

BNPB: Warga yang Tak Mengungsi, Tak Terima Bantuan

Hujan deras seharian lalu membuat sejumlah jalan di jalanan ibu kota Jakarta terendam banjir. Banjir makin parah karena hujan yang juga mengguyur kota Bogor dan membuat debit bendungan katulampa naik. Akibatnya adalah sejumlah daerah di Jakarta, terutama

BERITA

Jumat, 18 Jan 2013 10:30 WIB

Author

Anto Sidharta

BNPB: Warga yang Tak Mengungsi, Tak Terima Bantuan

BNPB, banjir Jakarta

KBR68H - Hujan deras seharian lalu membuat sejumlah jalan di jalanan ibu kota Jakarta terendam banjir.  Banjir makin parah karena hujan yang juga mengguyur kota Bogor dan membuat debit bendungan katulampa naik. Akibatnya adalah sejumlah daerah di Jakarta, terutama warga yang tinggal di bantaran kali Ciliwung harus menghadapi banjir. Bahkan hingga kini sejumlah ruas jalan harus ditutup karena luberan kali. Seperti apa kesiapan pemerintah dalam melakukan penanggulangan bencana di lapangan ? Simak penjelasan Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam perbincangan berikut.

Ini meluas sekali, catatan Anda di berapa banyak banjir di Jakarta?


Ini masih merekap daerah-daerah yang terlanda banjir, kemudian juga menghitung jumlah pengungsi. Kalau data sampai semalam itu 50 kelurahan terendam banjir, kemudian ada pengungsi masih ada sekitar 6.000 lebih, ini belum termasuk Kalibata yang mencapai sekitar 3.000 jiwa.

Kabarnya semalam sempat surut banjir yang melanda Kampung Melayu dan sebagainya, apakah ada hujan lagi di Bogor sana?

Kalau kita melihat tinggi muka air di Manggarai, Depok, dan Katulampa memang ada beberapa naik turunnya. Tetapi kalau kita melihat yang terjadi kemarin di sekitar Kalibata, Kampung Pulo, dan sebagainya siang ada penurunan tetapi yang debit besar baru datang sekitar jam 6-7 malam sampai sekarang terendam. Jadi itu semua sangat dipengaruhi oleh curah hujan di bagian hulu, bagian tengah maupun sekitar Jakarta sendiri.

Warga sempat mengaku belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah, apakah lokasi posko yang disediakan jauh dari tempat mereka?

Sebenarnya titik-titik posko sudah banyak dibangun, dalam hal ini semua mendukung BPBD DKI Jakarta. Jadi beberapa pos sudah dibangun, seperti BNPB sudah membangun 16 titik pengungsian, kemudian ada juga dari Kementerian Sosial, dari PMI, BPBD sendiri, Kementerian PU itu membangun beberapa posko. Tetapi ada juga yang mungkin masyarakat belum menerima bantuan, itu karena sebagian besar masyarakat tidak mau mengungsi, jadi ada di rumah masing-masing. Karena ada kekhawatiran mereka harus menunggu rumah dan sebagainya.

Kejadian tadi malam dan sampai pagi ini pasti selalu ada dinamika-dinamika di lapangan, tidak mungkin kita itu dalam waktu bersamaan semua memperoleh bantuan yang bersamaan. Yang perlu kita bangun juga untuk mass media sampaikan adalah visi kita membangun bangsa yang tangguh menghadapi bencana, jangan selalu ditanyakan sudah menerima bantuan apa belum. Kita minimal tiga hari dulu harus ada kesiapan masyarakat sendiri, jangan sebentar-sebentar sudah menerima bantuan atau belum itu tidak mendidik. Jadi kita pasti memberi bantuan, kita menyiapkan, selimut sebenarnya masih bisa digunakan yang ada di rumah yang masih bisa diselamatkan, tidak harus selimut baru yang dari bantuan pemerintah.       

Selain di kawasan Bidara Cina di Jakarta, daerah mana lagi yang banjir?

Di Tangerang, Bekasi juga ada banjir, jadi wilayah Jabodetabek. Ada beberapa daerah di Pekalongan, Banten, masih ada beberapa. Memang kalau kita perhatikan musim hujan ini Januari puncaknya musim penghujan dan beberapa tempat memang sudah kita prediksikan, kita petakan daerah yang rawan banjir. Sehingga pada saat terjadi banjir, longsor seperti di Kecamatan Mega Mendung Bogor itu enam orang meninggal, kemudian juga di Cilembut ada tiga orang yang hanyut oleh arus sungai, satu ditemukan dua masih dalam proses pencarian.

Jadi total tujuh orang tewas di semua daerah ya?

Lebih dari itu. Ada beberapa laporan, kalau kita perhatikan yang longsor kemarin enam, banjir Jakarta kemarin ada satu orang meninggal, kemudian di Cilebut baru ditemukan. Mungkin masih ada beberapa tempat lain yang masih penanganan dan belum dilaporkan ke BNPB.

Ini semacam siklus lima tahunan, apa benar?

Tidak ada istilah mengenai siklus lima tahunan yang berarti tiap lima tahun banjir. Jadi ini pengetahuan yang salah kaprah di masyarakat seolah-olah tiap lima tahun banjir seperti tahun 2007. Karena sebenarnya semua salah kaprah itu dari pemahaman mengenai periode ulang banjir, periode ulang hujan yang tidak dipahami secara komprehensif.

Sehingga dikiranya periode ulang itu bahwa pasti akan berulang pada tahun itu, jadi kalau banjir tahun 2007 kalau dari debitnya periode ulangnya 200 tahun. Karena kebetulan tahun 2002 banjir, 2007 banjir, seharusnya 2012 atau 2013 banjir itu salah.

Jadi ini pemahaman yang salah, artinya kalau periode ulang banjir katakanlah lima tahun artinya debit yang terjadi di sungai  tersebut dapat dilampaui atau tidak dapat dilampaui, karena semuanya sistem alam, periodenya adalah 5/100. Maka yang namanya banjir periode ulang lima tahun itu, artinya bahwa debit yang sebesar sekian itu dapat dilampaui atau tidak dapat dilampaui pada saat ini dengan periode ulangnya kemungkinannya adalah 5/100.

Kalau lepas dari soal itu dan kemarin sempat disebutkan bahwa banjir meluas, lalu warga dimana saja yang harus waspada dan siaga?

Kemarin sudah kita sampaikan, begitu pagi kita terima data dari Katulampa bahwa ketinggian mencapai 210 yang artinya Siaga I, itu kita perkirakan 10-12 jam wilayah Jakarta pasti akan menerima banjir dengan besaran yang lebih besar daripada tahun 2012 sampai Januari ini. Daerah-daerah mana saja, daerah-daerah yang berada di bantaran Sungai Ciliwung. Kemudian daerah tersebut merendam sampai pukul 8 malam itu masih merendam 50 kelurahan dan 6.101 jiwa mengaku.

Terkait informasi bakal terjadi lautan banjir di Jakarta lewat SMS, BBM, dan sebagainya ini bagaimana masyarakat mendapat informasi yang benar?

Langsung saja kontak ke BNPB, kalau hal-hal semacam itu bisa juga menghubungi ke Posko BPBD DKI, BNPB atau Kementerian PU. Itu sering sekali, saya juga menerima informasi dan akhirnya saya membuat statement resmi bahwa itu hoax atau informasi yang menyesatkan.

Saya kemarin meminta masyarakat maupun media jangan meneruskan, yang terjadi itu setiap ada bencana selalu ada SMS atau BBM yang menyesatkan. Masyarakat juga sudah tahu tetapi ikut-ikutan di-broadcast sehingga menjadi makin tersebar. Jadi begitu terima langsung tanyakan ke BNPB, telepon ke saya benar atau tidak, nanti saya cek dan langsung kita klarifikasi.     

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending