Bagikan:

Berkat Tas, Manca Mendunia

Modal melimpah ternyata bukan kunci utama dalam membangun sebuah usaha. Paling tidak, itulah yang dialami Rahmansyah, produsen tas kamera bermerek Artrek. Pria yang kerap disapa Manca ini mengawali usahanya dengan modal Rp 300 ribu. Modal itu digunakann

BERITA

Selasa, 08 Jan 2013 11:12 WIB

Berkat Tas, Manca Mendunia

Berkat Tas, Manca Mendunia

KBR68H- Modal melimpah ternyata bukan kunci utama dalam  membangun sebuah usaha. Paling tidak, itulah yang dialami Rahmansyah, produsen tas kamera bermerek Artrek. Pria yang kerap disapa Manca ini mengawali usahanya dengan  modal Rp 300 ribu. Modal itu digunakannya untuk memproduksi dompet, kemudian tas. Dari situlah, Manca berhasil mengembangkan usahanya dan mempekerjakan puluhan pekerja. 

Berlokasi di bilangan Manggarai  Jakarta, Selatan, Manca memulai usaha produksinya. Kemudian usaha produksi Manca merambah ke daerah-daerah. Diantaranya Medan, Solo, Jogjakarta dan  Bali. Saat ini, tas buatan Manca digemari banyak fotografer professional. Bahkan, kabarnya fotografer dunia seperti John Stanmeyer dan James Nachtwey pun ikut menjajal tas buatan Manca.

Awalnya Coba-Coba

Berawal dari coba-coba, Manca tak pernah mengira kalau usahanya  bakal mengalami perkembangan dan banyak peminatnya.  Padahal  saat itu,  ia hanya  berniat untuk membuatkan tas sesuai dengan permintaan seorang rekan jurnalisnya.

“Ya pada saat  itu saya hanya mencoba membuatkan tas sesuai permintaan teman.  Kata dia tas ini bagus tapi mahal. Bisa ga lo bikinin gw kaya gini, lalu saya menjawab bisa,” tutur Manca.

Manca tak menyangka, tas hasil buatannya itu disukai oleh rekannya. Belakangan justru rekannya itu meminta Manca untuk membuatkan kembali sebanyak sepuluh buah.   “ Gak lama saya selesain tas itu. Eh ternyata suka. Terus dia minta dibuatkan lagi sepuluh dan dari sinilah kemudian banyak pesanan.”

Manca  memulai usaha tas  sejak tahun 1996 lalu.  Awalnya  Manca hanya membuat tas Gunung. Namun lambat laun,  banyaknya permintaan akan tas kamera,  akhir  tahun 1998 usaha  Manca  mulai  bergeser dengan membuat tas kamera. Meskipun kata Manca pembuatan tas untuk keperluan naik gunung masih tetap dijalankan.

“Tetap jalanin bareng. Tetapi lama- lama saya beralih kepada tas kamera. Sebetulnya awalnya saya melihat saat itu perubahan digital kamera sudah mulai.  Saat itu memang sedikit tas  kamera SLR  dan mahal sekali.  Tidak seperti sekarang  2  atau 3 juta udah dapat. Dengan saya bikin itu. Alhamdulilah dari tahun 2000 saya Fokus ke tas kamera,” ungkap Manca.

Harga Jual

Tas buatan Manca  dijual  dengan kisaran harga Rp 50. 000 sampai Rp 350.000 untuk tas kamera, poket, tas lensa body kamera, pelindungnya. Tetapi  kata Manca harga ini tidak termasuk tas untuk tripot dan lampu kamera. Pasalnya untuk kedua jenis barang itu, harganya disesuaikan dengan ukuran pesanan.

Meski dijual dengan harga yang murah,  kualitas tas Manca tidak perlu diragukan lagi. Kata Manca, selama ini tidak ada pelangganya yang komplen atas kualitas tas buatannya.

“Saya tidak bisa mengatakan barang saya lebih bagus dan lebih murah.  Tapi belakangan banyak temen-temen yang mengatakan,  ih  produk ini begini yah, kok begini yah. Terus saya ambil kekurangannya. Kenapa bisa semahal itu. Lalu saya buat lebih murah dan kualitas tidak mengecewakan. Sampai saat ini belum ada yang komplen, “ tutur Manca. 

Untuk memuaskan hati pelanggannya, Manca memang tidak sembarang memilih bahan untuk membuat tas kamera. Kata Manca pemilihan bahan dia pelajari dari barang-barang yang dijual dengan harga yang mahal. Kemudian Manca mencari bahan yang sama namun harga bisa dimiringkan.

“Saat itu banyak produk tas. Saya perhatiin jenis bahannya. Dan  saya rasa ini bagus buat dompet. Waktu itu memang saya buta. Tetapi saya mencari sama bahan dan saya bikin oh ternyata bagus.  Itu saat itu limbah, dari pabrik itu sisa produksi yang dijual oleh penampung kemudian saya beli. Atau kelebihan stok pabrik. Itu lebih murah. Dulu kilooan  satu kilo bisa 15000 itu bisa dua meter setengah,” jelas Manca.

Meski usaha Manca mengalami  kemajuan, namun tidak di pungkiri  Manca pernah mengalami  keterpurukan  pada tahun 2003-2004.  Turunnya usaha produksi tidak membuat Manca menyerah. Justru keadaan  itu memotivasi Manca untuk melakukan pembenahan. Terbukti, saat ini usaha Manca  kembali bangkit bahkan sudah banyak tawaran untuk ekspor  ke luar negeri. Namun ia belum menyanggupinya karena usahanya masih terbilang home industri.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending