Bagikan:

Bergerak Bersama Cegah Penyalahgunaan Narkoba

Lebih dari 15 ribu jiwa melayang sia-sia setiap tahun karena narkoba. Ya, narkoba memang masih menjadi ancaman di Indonesia. Data

BERITA

Senin, 28 Jan 2013 15:19 WIB

Author

Dede Riani

Bergerak Bersama Cegah Penyalahgunaan Narkoba

BNN, Narkoba

KBR68H-Lebih dari 15 ribu jiwa melayang sia-sia setiap tahun karena narkoba. Ya, narkoba memang masih menjadi ancaman di Indonesia. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2011 menunjukkan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebanyak 2,2% atau sekira 3,8 juta orang. Jumlah tersebut diprediksi bakal meningkat apabila tak ada upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran narkoba. “Pada 2015 diprediksi bakal meningkat menjadi 2,8% atau kira-kira 5,1 juta orang. Nah ini kan sebentar lagi tahun 2015,” ujar Direktur Diseminasi Informasi Badan Narkotika Nasional Gun Gun Siswandi.
Ia menjelaskan kebanyakan korban narkoba adalah usia produktif. “Dari 3,8 juta, 70% kelompok pekerja, mereka yang sudah lulus sekolah. Mahasiswa itu 22%, kelompok rumah tangga 6%, anak jalanan dan wanita pekerja seks komersial 2%,” tutur Gun Gun Siswandi. Banyaknya kelompok pekerja yang menjadi korban penyalaggunaan narkoba karena beberapa hal. Mulai dari alasan finasial, stress dengan beban pekerjaan hingga ingin mencoba-coba sesuatu yang baru. “Selagi muda, uang juga punya,” sebut Gun Gun Siswandi.
Indonesia Jadi Pasar Besar
Indonesia menjadi salah satu wilayah pemasaran yang menggiurkan bagi peredaran narkoba. Selain itu Indonesia dianggap menjadi negara yang punya pasar besar dan harga bagus untuk peredaran narkoba. “Surga bagi sindikat narkoba,” ucap Gun Gun Siswandi. Posisi yang strategis; jumlah penduduk yang besar, letak geografis dan kondisi sosial politik merupakan faktor yang mendorong Indonesia menjadi daerah tujuan perdagangan narkoba. “Indonesia banyak jalur-jalur masuknya. Ada jalan tikus. Ada jalan resminya, sudah di awasi ketat. Tapi yang jalan tikus ini mesti diawasi,” tutur Gun Gun Siwandi. Karena faktor itu pula, belakangan Indonesia diindikasikan sebagai produsen narkoba. Indonesia tak lagi menjadi negara transit.
Jumlah nilai transaksi narkoba pada 2011 mencapai Rp 48 triliun-50 triliun/tahun. Dari jenis nakotika, di Indonesia semua tersedia. Mulai dari Heroin, kokain, sabu-sabu hingga ekstasi dan jenis lainnya. Perputaran nilai uangnya tinggi. Modusnya pun semakin hari makin beragam. “Ada yang dimasukan ke dalam anggota tubuh, lalu koper. Ada juga pakai jasa kurir. Ini yang beberapa kali yang kita temui,” tambah Gun Gun Siswandi.

Melaju dengan P4GN
Persoalan narkoba ibarat fenoma gunung es; jumlah korbannya bisa lebih banyak dari yang terdata. “WHO menyatakan data yang terdaftar atau resmi realitanya bisa melibih. Bisa10 kali lipat dari jumlah 3,8 juta,” ungkap Gun Gun Siswandi, Direktur Diseminasi Informasi Badan Narkotika Nasional. Pemerintah, dalam hal ini Badan Narkotika Nasional pun tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk meretas penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia. Termasuk upaya pencegahannya melalui program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba (P4GN).
Pelaksanaan program ini meniktikberatkan peran semua pihak dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba. Termasuk menjaga dan melaksanakan komitmen bersama untuk ikut mencegah penyalahgunaan dan peredaran narkoba. “Sinergi ya, pemerintah pusat-daerah, sektor swasta, Ormas, tokoh masyarakat dan lain-lain,” tutur Gun Gun Siswandi. Pelibatkan semua komponen bangsa tersebut juga sudah diamanatkan dalam UU Nomor 39 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Bidang Pencegahan & Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2011-2015. Caranya adalah memperbanyak penyebaran informasi ke masyarakat. Baik melalui media elektronik maupun non elektronik. “Kita sebarkan bahwa narkoba itu bisa merusak otak. Kalau otak sudah rusak menjadi lumpuh. Kita tidak akan bisa apa-apa,” terang Gun Gun Siswandi.
Kecil Jadi Besar
Mulailah dari lingkungan terkecil. Bila sudah berhasil baru beranjak ke lingkungan lainnya. “Tidak usah kampanye formal. Pakai bahasa sehari-hari saja. Ngobrol santai. Apa itu narkoba dan dampak buruknya,” ujar Gun Gun Siswandi. Cara ini cukup ampuh untuk upaya pencegahan dan penyalahgunaan narkoba. Upaya ini bisa dilakukan di tingkat keluarga, RT/RW, PKK, dan Karangtaruna. Tokoh masyarakat atau tokoh agama yang ada di lingkungan tempat tinggal masyarakat juga bisa digerakan. Pasalnya mereka mempunyai kekuatan untuk menggerakan masyarakat anti narkoba. “Bisa menaklukan. Jadi panutan. Mereka juga bisa mengajarkan bagaimana membentengi diri supaya terhindar dari penyalahgunaan narkoba,” ujar Gun Gun Siswandi. Masyarakat dan segenap komponen bangsa harus bergerak bersama. “Bagaimana ketahanan masyarakat ditingkatkan. Mampu menolak narkoba. Terutama generasi muda, calon pemimpin bangsa,” tutup Gun Gun Siswandi.
Perbincangan ini hasil kerjasama KBR68H dengan Badan Narkotika Nasional.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending