KBR,Jakarta - Keberlangsungan Energi Baru Terbarukan EBT tak akan berjalan tanpa subsidi dari pemerintah. Direktur Aneka EnergiTerbaru dan Terbarukan Kementerian ESDM Maritje Hutapean mengatakan, selama ini energi fosil dianggap murah dibanding EBT. Apalagi, penetapan harga yang ditawarkan pengembang ditolak PLN. Alasannya terlalu mahal.
Dia juga mengklaim EBT bukan hanya tanggungjawab ESDM saja,
namun merupakan lintas sektoral.
"Puluhan tahun kita menikmati energi fosil yang disubsidi. Kemudian
pengguna energi fosil menganggap itu murah. Padahal subsidinya yang besar. Ini
kemudian yang membuat salah satu energi baru terbarukan tidak berkembang, dan
subsidi tidak pernah diberikan. Apalagi biaya produksinya cukup tinggi, tetapi
sering dibandingkan dengan fosil yang di subsidi."
Pemerintah memutuskan mendorong digunakannya EBT di Indonesia. Salah satu
proyek besar pemerintah yakni pembangkit listrik 35 ribu MW. Presiden Joko
Widodo menegaskan harus ada bauran energi ramah lingkungan sebanyak 20 persen
dalam proyek tersebut.
Editor: Citra Dyah Prastuti