Bagikan:

Trauma Gempa, Hampir Seribu Warga Sirukem Banjarnegara Bertahan di Pengungsian

Para pengungsi khawatir gempa memicu bencana longsor di tebing sekitar permukiman.

BERITA | NUSANTARA

Kamis, 26 Nov 2015 17:28 WIB

Trauma Gempa, Hampir Seribu Warga Sirukem Banjarnegara  Bertahan di Pengungsian

Ilustrasi (Sumber: BNPB)

KBR, Banjarnegara – Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarnegara mendata setidaknya ada 964 warga Desa Sirukem Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang masih bertahan di pengungsian hingga Kamis (26/11) ini.  Kepala Markas PMI Banjarnegara, Edi Purwanto mengatakan para pengungsi khawatir gempa memicu bencana longsor di tebing sekitar permukiman.

Catur menyebut, para pengungsi mengalami trauma berat akibat longsor yang terjadi di Dusun Jemblung Kecamatan Karangkobar akhir 2014 lalu.

Padahal, kata dia, BPBD dan BMKG sudah melalakukan sosialisasi bahwa tiga gempa yang terjadi pada Senin hingga Selasa lalu ini tidak berbahaya. Namun, warga tetap bersikukuh bertahan di pengungsian.

Lantaran pengungsi tetap bertahan, BPBD, PMI dan TNI membuat dapur umum untuk menyuplai makanan ke pengungsi yang tersebar di Balaidesa Balun Kecamatan Wanayasa, gedung sekolah dan rumah penduduk setempat.

"Hari ini memang masih ada di pengungsian. Cuma masalahnya sekarang karena (warga) takut saja. BPBD sendiri sudah meminta warga untuk kembali. Tapi memang karena masih ada rasa takut untuk kembali ya.  Jadi kami, kalau kebutuhan itu yang harus kita support setiap hari itu makanan mereka ya. Itu yang dikelola dapur umum, itu yang kami kelola terutama. Itu yang setiap hari harus kami adakan," jelas Kepala Markas PMI Banjarnegara, Edi Purwanto.

Edi menjelaskan, warga Sirukem tinggal di wilayah berkontur perbukitan curam. Sehingga  mereka khawatir terjadi longsor seperti yang terjadi di Dusun Jemblung dan Sijeruk. PMI terus melakukan penyuluhan supaya pengungsi tidak panik. Sejumlah psikiater juga didatangkan untuk memberikan dukungan psikis agar trauma warga bisa berkurang.

Pada Senin hingga Selasa lalu, gempa dirasakan di tiga desa, yakni Desa Sirukem, Kalisat Kidul, dan Kertosari Kecamatan Kalibening. Pengungsi sempat kembali ke rumah masing-masing. Namun pada Selasa sore kembali terjadi gempa sehingga warga Sirukem memilih kembali lagi ke pengungsian.
 
?Kepanikan warga bertambah, setelah diketahui adanya retakan tanah sepanjang 100 meter dengan lebar tiga centimeter. Selain itu, gempa juga menyebabkan tiga rumah warga retak-retak pada bagian dinding dan lantai.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending