KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebut topik yang sedang tren di media sosial saat ini adalah gambar lucu yang beredar yakni papah minta saham. Ini disampaikan Jokowi saat membuka Konvensi Nasional Humas 2015 yang diselenggarakan Perhimpunan Humas Indonesia di Istana Negara, Jakarta (18/11).
Namun, saat ditanya mengenai pernyataan tersebut sebuah sindiran atau bukan, Jokowi membantah, dirinya menegaskan hanya membaca dari media sosial soal gambar-gambar lucu tersebut.
"Kita sekarang ini mengalami transformasi media yang luar biasa, kecepatannya luar biasa. Kita melihat dan membaca tidak hanya dari media mainstream, tidak hanya dari koran, majalah dan TV, tidak hanya media online. Tapi sekarang jurnalisme masyarakat itu hampir setiap detik muncul isu yang berubah, hari ini trending topic-nya papah minta pulsa, diganti papah minta saham," kelakar Jokowi, Rabu (18/11/2015).
Sementara mengenai kasus yang diduga melibatkan Ketua DPR, Setya Novanto, Jokowi mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Mahkamah Kehormatan DPR agar diselesaikan. Saat ditanya apakah akan dibawa ke proses hukum, jokowi tidak mau berkomentar.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said
mendatangi Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (MKD). Kedatangan
Sudirman untuk melaporkan anggota parlemen yang mencatut nama Presiden
Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait perpanjangan kontrak karya
PT Freeport Indonesia. Kedatangan Sudirman ke DPR disambut dua pimpinan
MKD, yakni Wakil Ketua MKD Junimart Girsang dan Hardisoesilo. Pertemuan
ketiganya berlangsung tertutup sekitar 30 menit.
Pelaporan itu dibarengi dengan penyerahan tiga halaman
transkrip rekaman pembicaraan antara petinggi DPR dengan PT Freeport
Indonesia yang mencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla (JK). Selain mencatut nama Jokowi dan JK untuk
menjanjikan kelanjutan kontrak PT Freeport dengan meminta saham 20
persen yang disebut untuk RI-1 dan RI-2.
Sudirman juga melampirkan adanya permintaan supaya PT Freeport berinvestasi di proyek pembangunan PLTA di Urumuka, Papua, dengan meminta saham sebesar 49 persen.
Editor: Rony Sitanggang