KBR, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) M. Zainul Majdi menetapkan pulau Lombok sebagai daerah siaga darurat Gunung Baru Jari. Hal itu mengingat dampak erupsi Gunung Baru Jari semakin meluas, terutama di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Lombok Utara (KLU), Lombok Timur (Lotim) dan Lombok Tengah (Loteng). Anggaran tak terduga bencana sekira Rp 500 juta dari APBD NTB 2015, juga sudah ditandatangani gubernur untuk dicairkan guna mengatasi persoalan Gunung Baru Jari tersebut.
Kabid Kedauratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Arifudin mengatakan, pemerintah daerah mengantisipasi hal-hal terburuk yang akan menimpa masyarakat di pulau Lombok. Hingga 10 November ini, letusan Gunung Baru Jari mencapai ketinggian 1.500- 2000 meter dari kawah, dengan kegempaan secara terus menerus. Asap putih Gunung Baru Jari mengarah ke barat daya dan masih berstatus waspada.
“Di provinsi kemarin sudah membuat SK bapak gubernur untuk siaga. Jadi darurat kebencanaan ini ada tiga yaitu siaga, tanggap darurat dan yang ketiga adalah transisi kepemulihan. Nah terjadinya peningkatan yang terus menerus yang terjadi pada kebencanaan seperti yang ditunjukkan gunung Rinjani saat ini kita katakan terjadi peningkatan," jelas Arifuddin, Selasa (10/11).
Ia mengatakan, BPBD bersama instansi terkait, sudah membangun belasan posko bencana di tiga kabupaten tersebut untuk melakukan langkah cepat ketika erupsi Gunung Baru Jari terus meningkat.
"Jadi pak gubernur bersama bupati KLU dan Lotim, sudah mengeluarkan SK
darurat bencana yang didalamnya itu bagian dari darurat bencana”,
katanya Selasa (10/11).
Di Lombok Utara, posko yang dibangun terletak di Desa Santong dan Loloan. Sementara di Lombok Timur sebanyak 3 posko dibangun yakni di kantor camat Sembalun, lapangan Sembalun Bumbung dan di desa Timbanuh Kebun Raya. Adapun di Lombok Tengah, terletak di kantor camat Batu Kliang Tratak, Desa Tanak Beak dan kantor desa Wajageseng.
Editor: Rony Sitanggang