Bagikan:

Federasi Minta Seluruh Buruh Kawasan Industri Pulogadung Mogok Hingga Jumat

Mayoritas buruh di Pulogadung enggan ikut mogok karena dinilai kontraproduktif.

BERITA | NASIONAL

Rabu, 25 Nov 2015 14:56 WIB

Author

Rio Tuasikal

Federasi   Minta Seluruh Buruh Kawasan Industri Pulogadung Mogok Hingga Jumat

Aksi mogok nasional buruh di Pulogadung menolak PP Pengupahan (Foto: KBR/Rio T.)

KBR, Jakarta - Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) mendesak seluruh buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung untuk ikut mogok dan menghentikan produksi sampai Jumat esok. Pengurus FPBI Jakarta, Sutan Kurniadi menjelaskan, kebanyakan buruh di Pulogadung enggan ikut mogok karena dinilai kontraproduktif.

Dari total 25.000 buruh di kawasan ini, buruh mengklaim hanya 5.000 yang turun aksi. Mayoritas buruh Pulo Gadung ini ada di bawah federasi pekerja lain.

Padahal, kata Sutan, seluruh buruh harus menghentikan produksi agar keiginan mereka untuk mencabut PP Pengupahan bisa lebih kuat.

"Tetap persatuan kekuatan kaum buruh. Jadi kita jangan sektarian," ujar Pengurus FPBI Jakarta, Sutan Kurniadi   kepada KBR di lokasi aksi, Rabu (25/11/2015) siang.

"Kalau sampai hari kedua ini tetap hanya kami yang menginisiasi mogok, kami anggap kami sebagi pelopor. Dalam arti kami siap menanggung resiko di awal tapi hasilnya bisa dinikmati semua," jelasnya.

Hari kedua mogok nasional di Kawasan Industri Pulogadung, aksi berlangsung tertib. Ratusan buruh berorasi di bundaran Pulogadung sejak pagi, dan pada siang hari sempat konvoi motor berkeliling kawasan. Mereka mendatangi pabrik-pabrik dan meminta perwakilan buruh untuk turun mengikuti aksi. Aksi ini mendapat pengawalan ketat kepolisian.

Aktivitas industri Pulogadung tetap berjalan meski lalu lintas sempat tersendat di beberapa bagian sehingga arus mesti dialihkan.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending