KBR, Mataram - Hingga Senin (9/11) ini, Bandara International Lombok (BIL) masih lumpuh lantaran abu vulkanik Gunung Baru Jari masih menutupi jalur penerbangan. Terhitung sejak ditutup pada Rabu (4/11) lalu, kerugian otoritas BIL diperkirakan mencapai Rp 3 miliar lebih.
Jumlah perkiraan kerugian itu terhitung hanya dalam empat hari saja. Kerugian tersebut, antara lain tidak jalannya transaksi bisnis PT Angkasa Pura I, maskapai penerbangan dan transaksi bisnis lainnya.
Hal itu diungkapkan General Manager PT Angkasa Pura I BIL, Pujiono usai menemui gubernur NTB M. Zainul Majdi, Senin (9/11) pagi. Adapun kerugian khusus di PT AP, kata Pujiono bisa dilihat dari pembayaran jasa penumpang pesawat. Dari jumlah penumpang antara 3000 sampai 4000 orang per hari, diperkirakan kerugian yang dialami mencapai ratusan juta rupiah.
“Roda perekonomian di NTB paling tidak berpengaruh, khususnya di bandara. Transaksi bisnis yang ada di airport ini terpaksa berhenti selama 4 hari. Apa saja ya bisnisnya Angkasa Pura, bisnisnya para airlines, bisnisnya para tenant dan distop. Dan ini diprediksi kira-kira Rp 3 milyar keseluruhan semuanya," katanya.
Ia mengatakan, belum beroperasinya BIL hingga saat ini disebabkan oleh erupsi Gunung Baru Jari dan perubahan iklim dari musim kemaru ke musim hujan yang menyebabkan arah angin tidak menentu. Semula, BIL akan beroperasi pada Senin pagi. Namun, berdasarkan pantauan radar cuaca Himawari, penerbangan masih sangat rawan karena di jalur penerbangan BIL masih terdapat debu vulkanik.
Ia mengatakan, dengan kondisi yang tidak pasti seperti ini, ia telah berkomunikasi dengan pemerinah daerah dan juga menghimbau kepada para calon penumpang untuk beralih menggunakan jalur laut menuju Bali. Pihaknya juga belum bisa menggunakan pilihan buka tutup BIL karena sampai saat ini belum ada kepastian arah angin dan hilangnya debu vulkanik.
Editor: Rony Sitanggang