KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu dengan Duta Besar Myanmar untuk Indonesia Ei Ei Khin Aye. Wiranto mengatakan, membahas tentang penanganan pengungsi Rohingya.
Kata dia, potensi masuknya kepentingan terorisme dengan memanfaatkan celah konflik di Rakhine State juga dibahas.
"Tapi disampaikan bahwa memang sudah ada kelanjutan dari Bali Process, yang telah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri beberapa waktu yang lalu. Dan ini akan segera ditindaklanjuti karena di sana juga sudah bicara masalah-masalah pengungsian, kerja sama menangani masalah perdagangan manusia, human trafficking, terorisme. Jadi kita juga masuk dalam satu wilayah pembicaraan, jangan sampai masalah-masalah di Myanmar itu dimasukin oleh kepentingan-kepentingan terorisme," kata Wiranto usai pertemuan di kantornya, Senin (30/10/2017).
Wiranto menambahkan, Indonesia juga berkomitmen menutup potensi masuknya kepentingan terorisme melalui bantuan kemanusian. Untuk itu, Indonesia memiliki mekanisme guna menyaring bantuan yang datang dari masyarakat sipil.
"Indonesia pun pada saat memberikan keluasaan NGO-nya atau LSM membantu ke sana. Kita tentu memberikan filter, jangan sampai membantu justru mencampuri urusan dalam negeri."
Wiranto mengatakan, mengusulkan pertemuan beberapa negara untuk membahas masalah konflik di Myanmar. Ia mencontohkan pertemuan enam negara di Manado beberapa waktu lalu yang digelar untuk membahas konflik di Marawi, Filipina.
"Saya justru tadi, memberikan satu pemikiran untuk memberikan bantuan pemikiran seperti halnya pada saat Filipina menghadapi pemberontakan di Marawi," tutur dia.
Editor: Rony Sitanggang