Bagikan:

Greenpeace: Lahan Asia Pulp and Paper Paling Banyak Terbakar

Greenpeace telah meliris seribuan perusahaan yang konsesi lahannya terbakar.

BERITA | NASIONAL

Kamis, 29 Okt 2015 18:15 WIB

Author

Erric Permana

Greenpeace: Lahan Asia Pulp and Paper Paling Banyak Terbakar

Ilustrasi: Karhutla di OKI, Sumsel (Sumber BNPT)

KBR, Jakarta - Greenpeace Indonesia menuding Asia Pulp and Paper sebagai perusahaan yang  konsesi lahannya paling banyak terbakar. Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Muhammad Teguh Surya mengatakan APP memiliki lahan terbesar di Sumatera Selatan. Meski demikian kata dia, APP merupakan perusahaan yang mempublikasikan data dan peta akurat mengenai konsesi lahannya. Dia meminta perusahaan lain juga ikut mempublikasikan peta dan data lahan yang dimiliki.

"Transparansi adalah indikator penting untuk memerangi tidak hanya kebakaran hutan tetapi juga korupsi terkait pengelolaan sumber daya alam. Pemerintah setidaknya saat ini mulai menunjukkan itikad baik terkait transparansi melalui rencana penerbitan dan pemetaan yakni satu peta atau one map. Namun, pemerintah justru menolak permintaan Greenpeace Indonesia untuk menunjukkan data perizinan dan perusahaan lahan kepada publik agar dianalisa," ujar Teguh di Jakarta

Juru Kampanye Hutan Greenpeace, Muhammad Teguh Surya menambahkan telah meliris seribuan perusahaan yang konsesi lahannya terbakar. Dia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak transparan dan tidak mau mempublikasikan kepada publik daftar perusahaan yang diduga terlibat pembakaran hutan. 

Sebelumnya pemerintah menolak mengumumkan korporasi yang membakar lahan. Menteri Kordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Panjaitan berdalih pertimbangan ekonomi. Pemerintah juga berdalih pertimbangan hubungan perusahaan dengan negara. Alasannya banyak pekerja di perusahaan  itu.

Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending