Setelah diguyur hujan sejak Minggu malam (25/9/2016) air sungai tersebut meluap dengan membawa material lumpur berwarna cokelat ke kawasan pantai Pulau Merah. Selain itu, kata dia, bibir pantai juga dipenuhi endapan lumpur yang mengalir dari Sungai Katak tersebut.
“Kalau Hari ini otomatis banjir lagi besar kayak yang tanggal 17 Agustus. Kalau kondisi lautnya sendiri di Pulau Merah seperti apa? keruh lautnya dan pantainya. Kalau ini kan masih pagi dan terjadinya tadi malam, dan ini sekarang keruhnya tambah luar biasa dan kemarin itu malah becek-becek lumpurnya itu banyak sekali. Dan perbandingan kemarin dan sekarang ini bersih karena disapu oleh air hujan semua ke laut,” kata Yogi Turnando (26/9/2016).
Yogi Turnando menambahkan, banjir lumpur akan berdampak pada kunjungan wisata ke Pulau Merah. Padahal kata dia, wisatawan pantai Pulau Merah baru saja pulih dari kejadian banjir lumpur yang pertama pada Agustus lalu.
Baca: Banjir Lumpur Makin Parah, Wisata Pantai Pulau Merah Banyuwangi Sepi Pengunjung
Sementara itu juru bicara organisasi Lingkungan BaFEEL Banyuwangi Rosdi Bahtiar Martadi mengatakan, terjadinya banjir lumpur lagi di kawasan Pulau Merah ini merupakan peringatan ekologis di kawasan Gunung Tumpang Pitu. Sebab di Gunung Tumpang Pitu ada penggundulan hutan yang luasnya mencapai puluhan hektare. Ia khawatir dampak yang lebih besar akan terjadi di kawasan pantai Pulau Merah dan sekitarnya akan terjadi jika penggundulan hutan terus terjadi.
Agustus lalu, banjir lumpur juga melanda kawasan wisata pantai Pulau Merah. Banjir lumpur itu, sempat membuat wisata pantai Pulau Merah menjadi sepi kunjungan wisatawan beberapa pekan. Akibatanya pengelola wisata pantai Pulau Merah merugi hingga jutaan rupiah.
Baca juga:Banjir Lumpur Pulau Merah, Pemkab Layangkan Teguran ke PT BSI
Editor: Sasmito