Bagikan:

Pemerintah Didesak Siapkan Armada untuk Beli Hasil Tangkapan Nelayan

masih banyak kapal asing ambil ikan dari nelayan.

BERITA | NASIONAL

Kamis, 17 Sep 2015 17:24 WIB

Author

Aika Renata

Pemerintah Didesak  Siapkan Armada untuk Beli Hasil Tangkapan Nelayan

Penenggelaman kapal pencuri ikan pada Mei 2015 (Sumber: KKP)

KBR, Jakarta - Kesatuan Nelayan Tradisional  Indonesia  (KNTI) melihat masih banyak perusahaan asing yang menunggangi kapal domestik seperti yang dilakukan perusahaan Cina, Pingtan Marine Enterprise Ltd. Menurut Ketua KNTI  Riza Damanik, meski tak menyebut jumlah pasti, namun perusahaan asing kebanyakan berasal dari Hongkong dan Cina. Riza meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama kepolisian untuk menindak tegas perusahaan asing tersebut dengan investigasi yang mendalam. Selain itu, kata dia, pemerintah harus menyediakan armada-armada nasional yang siap membeli hasil tangkapan nelayan khususnya di perbatasan.

"Kalau ditanya ke masyarakat pulau terdepan kenapa mereka menjual ke kapal Cina, Hongkong, dsb? karena ternyata hambatannya kesulitan mendapatkan akses pasar dalam negeri. Tidak ada pengangkut, tidak ada pembeli. Yang menjemput bola dari produk masyarakat nelayan kita adalah kapal asing tadi. (Pemerintah) Segerakan dorong armada ikan nasional, BUMN kita untuk bisa menjangkau produk perikanan tadi. Ini berawal dari kekosongan peran negara disana."

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti masih menginvestigasi kasus yang menjerat perusahaan asing asal Cina, Pingtan Marine Enterprise, yang diduga menunggangi perusahaan domestik dalam penangkapan ikan di kawasan Laut Arafura, Papua. Kapal Indonesia yang diduga ditunggangi oleh Pingtan sebanyak 117 armada. Pingtan Marine diduga terlibat dalam pencurian ikan pada level internasional. Dugaan berdasar pada laporan dari perusahaan lain yang mengalami penuruan laba secara signifikan di kawasan laut tersebut.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending