KBR, Jakarta- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK mengeluhkan perbedaan data yang digunakan untuk mengukur adanya titik panas atau hotspot di Riau. Menjawab secara khusus pertanyaan KBR, Menteri KLHK Siti Nurbaya mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG Riau kemarin menggunakan metode Terra Aqua untuk mengetahui titik panas. Padahal biasanya menggunakan satelit NOAA milik Singapura. Kata dia, ada perbedaan sangat jauh soal jumlah titik panas tersebut. Terra Aqua kemarin menyatakan ada 700an titik panas, sedangkan NOAA hanya 150an titik. Kata dia, perbedaan data itu lah yang menyebabkan masyarakat panik.
Berdasarkan pantauan reporter KBR di Pekanbaru Riau pagi tadi, papan panel Indeks Standar Pencemaran menunjukkan angka hampir 500. Angka itu menunjukkan titik tertinggi berbahaya. Badan Penanggulangan Bencana Nasional BNPB sempat merekomendasikan agar pemprov meningkatkan kondisi menjadi tanggap darurat. Namun hal itu belum juga dilakukan.
Editor: Dimas Rizky