KBR, Jakarta - Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai konversi BBM ke gas sebagai pembenahan ekonomi nelayan akan sulit dijalankan. Menurut Presidium Nasional KNTI, Sugeng, kendala paling besar terjadi jika konversi itu tak tepat sasaran. Perubahan, kata dia, juga akan sulit dilakukan terhadap seluruh nelayan, karena harus melakukan perombakan besar-besaran.
"Bukan hanya sekedar modifikasi mesin, tapi juga perahu dan kapalnya yang dimodifikasi. Alat tangkapnya pun akan terpengaruh karena di sana akan ada tabung-tabung gas," kata Sugeng kepada KBR (10/9/2015).
Menurut Sugeng, pemerintah perlu bergegas memperbaiki serapan anggaran agar program-program kerakyatan khususnya bagi nelayan dapat berjalan. Selain itu, ia berharap pemerintah menyediakan infrastruktur dasar di kampung nelayan agar manfaatnya dapat langsung dirasakan nelayan dan menumbuhkan perekonomian nelayan.
Kemarin Presiden Joko Widodo mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Isinya di antaranya mengkonversi Bahan Bakar Minyak (BBM) nelayan dengan gas. Konversi diyakini bisa menurunkan biaya operasional nelayan.
Editor: Rony Sitanggang