Bagikan:

Dinkes Riau: Korban Meninggal Bukan Karena Kabut Asap

Dinas Kesehatan sudah memberikan klarifikasi kepada keluarga termasuk penjelasan mengenai riwayat kesehatan Muhanum terkait penyebab kematian bocah berumur 12 tahun tersebut.

BERITA | NUSANTARA

Minggu, 13 Sep 2015 16:04 WIB

Author

Agus Lukman

Dinkes Riau: Korban Meninggal Bukan Karena Kabut Asap

Ilustrasi. Kualitas udara di Pekanbaru Riau, (7/9) menunjukkan kondisi berbahaya. (Foto: Luzi Diamanda/KBR)

KBR, Jakarta - Dinas Kesehatan Provinsi Riau membantah ada korban meninggal akibat kabut asap di Riau.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril mengatakan Muhanum Anggriawati meninggal karena penyakit gizi buruk dan TBC.

Dinas sudah memberikan klarifikasi kepada keluarga termasuk penjelasan mengenai riwayat kesehatan Muhanum terkait penyebab kematian bocah tersebut.

"Awalnya banyak yang menyangka, bahan di media visual menyatakan korban meninggal karena asap. Tetapi setelah saya klarifikasi beliau itu ada penyakit penyerta. Yaitu penyakit Meningitis, TBC dan gizi buruk. Umurnya 12 tahun, berat badan 7 kilogram. Bukan karena akibat asap, belum ada sampai hari ini. Saya belum dapat cerita akibat asap ada yang meninggal," jelas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril kepada KBR, Minggu (13/9).

Muhanum Anggriawati baru berumur 12 tahun. Ia dikabarkan meninggal akibat gagal bernafas karena ISPA, pada Kamis lalu.

Ayah Muhanum, Mukhlis, mengatakan, putri sulungnya mengalami gagal pernafasan akibat paru-parunya disesaki lendir atau dahak.

Selama berminggu-minggu, Riau diselimuti kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan. Asap tebal semakin parah di waktu malam hingga pagi hari.

Kabut asap tebal terjadi di banyak wilayah di Sumatera, seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan hingga Aceh. Bahkan kabut asap sudah menyebar hingga Singapura dan Malaysia.

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending