Bagikan:

Menteri Perdagangan Pertimbangkan Cari Investor Bikin Pabrik Pengolahan Tomat

BERITA | NASIONAL

Senin, 17 Agus 2015 13:33 WIB

Menteri Perdagangan Pertimbangkan Cari Investor Bikin Pabrik Pengolahan Tomat

Ilustrasi petani panen tomat.

KBR, Jakarta - Sekitar tiga ton tomat yang dijual petani tomat dari Bandung di halaman parkir gedung Kementerian Perdagangan laris manis diserbu pegawai.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong ikut memborong dua kantong berisi 10 kilogram tomat. Menteri yang baru dilantik pekan lalu tersebut mengatakan akan memikirkan langkah jangka panjang untuk mengoptimalkan surplus Tomat seperti dalam bentuk industri hilir.

"Surplus tomat makin tahun makin besar, selayaknya kita pelajari apa yang bisa kita lakukan untuk membantu. Apakah kita bekerja sama dengan BKPM untuk cari investor untuk bikin pabrik pengolahan," kata Lembong.

Tomat yang dijual petani di Kementerian Perdagangan ini sudah dikemas dalam kantong plastik yang berisi 5 kilogram dan dijual dengan harga 20.000. Berarti tomat dijual Rp. 4.000 rupiah perkilo, padahal biasanya dijual Rp. 8.000- Rp. 9.000 per kilogram.

Andri, salah satu petani dari kelompok Tani Mekar Sari di Pengalengan Bandung mengatakan anjloknya harga tomat memang sudah sering terjadi. Tapi hal itu tetap dilanjutkan begitu saja karena tak punya keahlian yang lain untuk pengolahan.

Para pedagang membeli tomat dari petani rata-rata Rp500 per kilogram. Selama ini jika panen yang berlimpah, tomat dibagikan ke masyarakat sekitar. Ia berharap pemerintah mampu untuk menyerap panen dari petani sehingga petani tak merugi.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina mengatakan, selain penjualan langsung ke beberapa Kementerian, industri pengolahan yang membutuhkan bahan baku tomat tomat seperti Indofood sudah menyanggupi untuk menyerap 5 ton perbulan langsung dari petani.

Selain itu pengusaha retail modern siap untuk menyerap langsung dan akan membuat bazar agar lebih banyak lagi konsumen. Retail modern tersebut di antaranya Carrefour, Giant dan Hypermart.

"Jangka menengahnya kita harus membangun industri pengolahan. Karena kita selalu surplus. Setiap tahun itu rata-rata, produksi kita 916 ribu ton sementara kebutuhan hanya 520 ribu ton sehingga surplus hingga 400an ribu ton Pertahun," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending