KBR, Jakarta - Badan SAR Nasional (Basarnas) menghentikan sementara proses evakuasi jenazah pesawat Trigana Air akibat cuaca buruk.
Deputi Bidang Operasi Basarnas Herominus Guru mengatakan hingga pukul 17.00 WIT, upaya evakuasi lewat jalur darat terkendala cuaca yang berkabut dan jarak pandang yang pendek, yakni sekitar 2 meter.
Proses evakuasi akan dilanjutkan Rabu (19/8/2015) pagi dengan memprioritaskan pengangkutan jalur udara menggunakan helikopter milik PT Freeport.
"Hasil koordinasi dengan orang di lapangan, evakuasi ini memerlukan waktu cukup panjang untuk membawa jenazah itu ke lapangan. Akhirnya mereka memutuskan besok pagi, baru dilakukan evakuasi melalui hoist. Hoist itu tergantung dari berapa jaring yang akan dugunakan untuk mengangkut jenazah" kata Herominus di Kantor Basarnas, (18/8/2015).
Deputi Bidang Operasi Basarnas Herominus Guru menambahkan, kotak hitam akan dievakuasi pertama bersama dengan jenazah.
Basarnas juga telah menyiagakan dua helipad untuk membantu proses evakuasi. Herominus mengatakan apabila kondisi cuaca besok masih buruk, pihaknya akan memutuskan untuk mengevakuasi melalui jalur darat.
Pesawat Trigana Air rute Sentani-Oksibil di Kabupaten Pegunungan Tengah jatuh pada Minggu (16/8/2015) sore waktu setempat. Lokasinya hanya berjarak 11 kilometer dari bandara Oksibil, di ketinggian sekitar 3,000 meter di atas permukaan laut. Sehari kemudian, Tim SAR Gabungan menemukan seluruh penumpang yang berjumlah 54 orang tewas dalam kondisi tubuh tidak utuh dan sebagian hangus.
Editor: Agus Luqman