KBR, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencurigai ada kartel daging sapi yang memainkan harga, hingga membuat harga melambung di pasaran. Pasalnya kata Juru Bicara KPPU Mohammad Reza, masih banyak sapi-sapi yang belum dipotong saat melakukan penggerebekan di beberapa Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Tangerang, dan Jakarta. Meski begitu, ia tak menjelaskan detail mengapa sapi-sapai tersebut tidak dipotong. Namun, usai penggerebekan itu, kata dia, terjadi penurunan harga daging di pasaran.
"Yang di Tangerang kemaren-kemaren kami dua kali melakukan sidak, yang pertama di wilayah Jakarta Barat persisnya di pasar Semanan. Itu dengan yang di Tangerang hasilnya sama. Kami menemukan masih banyak sapi-sapi yang belum dipotong. Di pasar langka daging sapi, tapi masih banyak sapi yang belum di potong oleh RPH-RPH tersebut. Mereka tidak memberikan penjelasan yang spesifik mengapa belum lakukan pemotongan. Alasannya cuma solidaritas aja. Solidaritas untuk apa? Mereka tidak menjelaskan juga," kata Mohammad Reza pada KBR, Rabu (19/08).
Mohammad Reza mengatakan dugaan kartel daging sapi ini tidak terjadi secara menyeluruh di seluruh Indonesia namun hanya terpusat di pulau Jawa karena banyaknya permintaan.
Dari pantauan KPPU, gejolak kenaikan harga daging sapi tidak begitu terasa di luar pulau Jawa meski terjadi kenaikan. Sementara terkait kebutuhan dalam negeri akan impor, kata Mohammad Reza, impor saat ini masih dibutuhkan karena sapi-sapi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan warga akan daging.
Editor: Rony Sitanggang