KBR, Jakarta - Ketua Tim Mitigasi Dokter Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat tidak bisa berjalan efektif tanpa partisipasi masyarakat.
Adib menyebut, di tengah pelaksanaan PPKM Darurat, secara epidemiologis kasus positif harian belum juga menunjukkan penurunan. Selain itu, fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa tingkat keterisian rumah sakit juga makin tinggi.
"Kenapa ini bisa terjadi salah satu upaya yang juga harus kita pahami bahwa sekali lagi partisipasi masyarakat masih rendah. Bahkan ada satu survei yang mengatakan untuk menjaga jarak, memakai masker, ini masih kurang dari 85%, sehingga ini sekali lagi memberikan satu dampak juga kemudian peningkatan kasus yang terjadi di lapangan," kata Adib dalam diskusi virtual di Youtube Kemkominfo TV, Selasa (13/7/2021).
Adib mengatakan, peningkatan kasus harian yang mencapai angka 40 ribuan bisa dipengaruhi juga oleh upaya pemerintah untuk meningkatkan pengetesan. Adib meminta pemerintah melakukan evaluasi penilaian tingkat keberhasilan PPKM Darurat bukan hanya dari angka positif kasusnya saja. Namun perlu juga memperhatikan fakta di lapangan, terutama mengenai tingkat keterisian rumah sakit, dan lonjakan kasus yang mulai terjadi di daerah luar Jawa.
"Kalau kita bicara sekarang naiknya tiap hari ini 40 ribu, juga ditunjang salah satunya adalah kemampuan dari Jakarta dalam melakukan testing, tapi sekali lagi yang perlu kita lihat juga adalah dari aspek okupansi rate yang ada di fasilitas kesehatan," imbuhnya.
Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan kasus Covid-19 kembali mencapai rekor kenaikan tertinggi selama pandemi. Pada Senin (12/7) kemarin, terjadi penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 40.427 orang.
DKI Jakarta menjadi daerah dengan kasus harian positif Covid-19 tertinggi, dengan 14.619 kasus, disusul Jawa Barat sebanyak 7.942 kasus, dan Jawa Tengah dengan 2.928 kasus. Meski begitu, jumlah pasien sembuh bertambah 34.754 orang, sementara pasien meninggal sebanyak 891 orang.
Editor: Fadli Gaper