Bagikan:

Vaksin Palsu, RS Karya Medika Siapkan Imunisasi Gratis

"Kalau vaksin nggak ada, masa rumah sakit sebesar ini nggak ada vaksin. Jadi dari distributor utama kami kosong. Tapi kebutuhannya tinggi jadi kami ambil dari Azka,"

BERITA | NASIONAL

Jumat, 15 Jul 2016 13:59 WIB

Vaksin Palsu,  RS Karya Medika Siapkan Imunisasi Gratis

Juru Bicara RS Karya Medika II Bekasi, Rio Suseno (kemeja biru) sedang menjelaskan seputar vaksin palsu. (Foto: KBR/Randyka W.)

KBR, Jakarta- Rumah Sakit (RS) Karya Medika II Bekasi, Jawa Barat belum memberikan keterangan secara utuh soal adanya vaksin palsu di fasilitas layanan kesehatan miliknya. Juru Bicara RS Karya Medika II Bekasi, Rio Suseno mengatakan  masih mengklarifikasi data vaksin palsu tersebut dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Lagi menunggu klarifikasi aja dari kementerian ya. Klarifikasi data, kan semua itu butuh data ya. Tadi sih pemakaian vaksin aja. Cuman kebetulan vaksinnya di kita, tadi yang diklarifikasi untuk vaksin yang utama kayak BCG tidak sih, itu aja," kata Rio Suseno di RS Karya Medika II, Bekasi, Jumat (15/07/2016).

Dalam rilis yang diterima KBR, awalnya RS tersebut khusus untuk Ibu dan Anak. Berawal dari   2011, RS itu mengambil stok vaksin dari distributor tidak resmi yakni, CV. Azka Medical. Mereka berdalih, mengambil stok dari distributor yang diketahui menjual vaksin palsu tersebut karena keterbatasan stok dari distributor resmi.

Adapun jenis vaksin palsu yang mereka peroleh antara lain, +engerix B Adult, Engerix B Pediatal, ABU, PPD dan ATS. Kata Rio, data-data vaksin itu masih diklarifikasi kembali. Manajemen RS juga belum mengetahui secara pasti jumlah korban vaksin palsu dari  2011 hingga sekarang.

Meski begitu, Direktur RS Karya Medika II Tambun Dominggus Efruan mengatakan, kunjungan anak di RS tersebut tergolong tinggi tiap bulannya.

"Di kami kunjungan anak tinggi 4000 pasien setiap bulan. Kalau vaksin nggak ada, masa rumah sakit sebesar ini nggak ada vaksin. Jadi dari distributor utama kami kosong. Tapi kebutuhannya tinggi jadi kami ambil dari Azka," ungkapnya.

Mereka mengklaim, dari tiga rumah sakit naungan Grup Karya Medika, hanya RS Karya Medika II Tambun yang membeli dari CV. Azka Medical. Manajemen maupun tenaga kesehatan juga berdalih tak terlibat dalam produksi dan distribusi dari CV tersebut.

Oleh karena itu, manajemen RS mengakui kesalahannya dan bertanggung jawab atas peredaran vaksin itu. Mereka akan memberikan vaksin resmi secara cuma-cuma bagi para korban. Ini untuk mendukung upaya Kemenkes melakukan vaksinasi ulang bagi para korban. Mereka menyediakan posko pengaduan di ruang Marketing/Hubungan Masyarakat RS Karya Medika II Bekasi.

baca juga:

- Daftar Rumah Sakit dan Bidan Penerima Vaksin Palsu

- Vaksin Palsu, Begini Cara Penanganan Korban


Sebelumnya, Bareskrim telah menetapkan 18 tersangka. Enam orang ditetapkan sebagai tersangka karena berperan sebagai produsen, lima orang sebagai distributor, tiga orang sebagai penjual, dua orang pengumpul botol bekas vaksin, dan seorang lainnya adalah pencetak label serta bungkus vaksin. Selain itu, satu di antaranya juga berprofesi sebagai bidan  dan dua orang lainnya dokter. 


Bareskrim menggeledah toko milik CV Azka Medika, kantornya, serta rumah kontrakan di kawasan Bekasi. Dari penggeledahan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa vaksin yang diduga palsu yaitu hepatitis B, serum anti tetanus, pediacel, campak kering, polio oral, pentabio, BCG, bivalet oral polio, tripacel, serta faktur tanda terima dan dokumen penjualan.

Dari barang bukti yang disita polisi, diketahui beberapa vaksin kandungannya tidak sesuai. Temuan mereka, vaksin tripacel dan serum anti tetanus justru mengandung garam atau Natrium Chlorida. Serum anti bisa ular juga justru tidak mengandung anti bisa ular. Terakhir, vaksin tuberkulin dalam temuan itu berisi vaksin Hepatitis B.

Kata Kabareskrim Ari Dono Sukmanto, cara pembuatan vaksin dilakukan menggunakan botol vaksin bekas yang dicuci menggunakan aquadest. Menurut Ari, botol yang sudah dicuci kemudian dikeringkan, dan diisi menggunakan suntikan. Botol kemudian ditutup dengan tutup karet, dilem, disticker, dan diberi label. Setiap dusnya berisi lima vial.

Kata dia, data ini masih mungkin berkembang. Bareskrim baru mendalami perkara berdasarkan temuan awal. Sementara temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan masih ada 37 fasilitas kesehatan yang membeli vaksin dari jalur ilegal.

"Yang baru kita buka baru di DKI. Bukan kita nggak mau membuka. Tapi masih kita dalami. Kalau kita buka, ini pasti hilang, lari. Mungkin saja masih bisa berkembang. Karena ini kan baru di DKI. DKI pun belum tuntas."

Editor: Rony Sitanggang    

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending