Sementara itu Dirjen Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Yoedhi Swastanto mengatakan pertemuan para Petinggi Melanesian Spearhead Group (MSG) di Solomon Island belum masuk ke pembahasan yang menentukan keanggotaan Gerakan Bersatu Pembebasan Papua Barat (ULMWP).
Yoedhi mengatakan, sebagai delegasi RI yang berangkat ke Solomon, dirinya yakin ULMWP tidak memenuhi syarat untuk diterima. Sebab kata dia UMLWP bukan negara. Sementara salah satu syarat menjadi keanggotaan penuh MSG haruslah berbentuk negara yang berdaulat.
"Jadi me-refer hasil di Lautoka Fiji beberapa waktu lalu, ini menindaklanjuti itu, tetap sama, untuk persyaratan menjadi full member kan salah satu pasalnya harus negara berdaulat," ungkap Yoedhi kepada KBR, Rabu (13/7/2016).
Aksi di Papua
Terkait aksi di sejumlah wilayah Papua untuk mendukung ULMWP masuk dalam MSG, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) membantah telah
menghasut warga Papua lewat selebaran. Kata Sekretaris Umum
KNPB Ones Suhuniap, polisi tidak bisa menahan 2 aktivis KNPB Timika
dengan pasal penghasutan.
Ones menyatakan, selebaran itu hanya ajakan untuk berunjuk rasa. Selain itu, pembagian selebaran juga berlangsung damai.
"Selebaran
yang dikeluarkan untuk aksi demo hari ini bukan penghasutan. Siapa yang
dihasut?" jelas Ones kepada KBR, Rabu (13/07/2016) siang.
"Saya
pikir tidak ada yang dihasut, siapa yang dihasut? Akibat dari
penghasutan itu apa yang terjadi? Ada korban tidak? Kalau tidak terjadi
apa-apa tidak bisa dibilang pasal penghasutan," ujarnya lagi.
Ones
menambahkan, sedianya di Timika akan ada aksi damai
mendukung ULMWP masuk jadi anggota tetap MSG. Tapi aksi itu, dibubarkan secara paksa oleh kepolisian. Polisi kemudian menangkap
53 orang. Dua diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara yang lain, telah dilepaskan.
Editor: Dimas Rizky