Bagikan:

Aparat Jadi Beking Narkoba, Kapolri Perintahkan Telusuri

"Kita pengen tahu apakah itu, beliau, Pak Haris Azhar itu mendapat informasinya, ada ga nama-nama yang jelas? Berikut buktinya,"

BERITA | NASIONAL

Jumat, 29 Jul 2016 14:59 WIB

Author

Ria Apriyani

Aparat Jadi Beking Narkoba, Kapolri Perintahkan Telusuri

Kapolri Tito Karnavian. (Foto: Antara)



KBR, Jakarta- Kepolisian tengah mendalami kebenaran informasi adanya aparat yang menjadi beking gembong narkoba. Sebelumnya informasi itu disampaikan Kordinator Komisi untuk Orang Hilang Kontras Harris Azhar usai bertemu terpidana mati Freddy Budiman.

Kapolri Tito Karnavian mengatakan sudah menugaskan Kadivhumas Polri, Boy Rafli, untuk menemui Harris dan mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut.

"Informasinya tepatnya seperti apa. Karena kalau kita lihat yang beredar di viral itu, informasinya kan ga jelas. Ada polisi, ada disebut-sebut nama BNN, dan lain-lain. Kita pengen tahu apakah itu, beliau, Pak Harris Azhar itu mendapat informasinya, ada ga nama-nama yang jelas? Berikut buktinya," kata Tito, Jumat(29/7).

Freddy adalah salah satu gembong narkoba yang telah dieksekusi hari ini. Semalam, sebelum eksekusi dilakukan, beredar informasi yang diduga merupakan pengakuan Freddy Budiman kepada Harris Azhar. Di situ disebutkan bahwa bisnis yang dijalankan Freddy dilindungi oleh sejumlah anggota TNI, Polri, hingga BNN. Freddy mengaku telah memberikan uang sejumlah Rp 90 miliar kepada salah satu pejabat di kepolisian.

Tito mengatakan dia sudah membaca informasi tersebut. Namun menurutnya, informasi itu belum bisa dijadikan alat bukti karena penyebar informasi tidak melihat ataupun mendengar langsung saat Freddy memberikan uang ke orang yang dimaksud. Dia mengatakan kalau ada data lengkap terkait identitas anggota yang menerima uang dari Freddy, Kepolisian akan menyelidiki hal tersebut.

"Kalau memang ada, data lengkap, kita akan follow up. Tapi kalau datanya hanya seperti yang di media saja, yang di viral aja, ya ini bisa diterjemahkan bisa saja terjadi, kita akan dalami. Tapi bisa juga itu alasan yg bersangkutan untuk menunda eksekusi. Supaya rame, tunda eksekusi." Tegas Tito.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending