KBR, Jakarta- Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok arogan terkait sikapnya yang akan mengambil alih dan melanjutkan reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta. Menurut Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) KNTI Jakarta, Muhammad Taher, tindakan itu membuktikan bahwa Ahok bukanlah pemimpin yang mengayomi masyarakat khususnya masyarakat nelayan di Teluk Jakarta.
Selain itu, sikap Basuki Tjahaja Purnama yang melanjutkan langkah hukum juga akan menjadi bola panas bagi pemerintah DKI Jakarta.
"Terlalu arogan Gubernur DKI Jakarta jika memaksakan reklamasi di Teluk Jakarta tetap jalan. Secepatnya pemerintah pusat mengambil langkah-langkah tegas untuk menyikapi apa yang diinginkan oleh masyarakat nelayan di Teluk Jakarta. Bahwa, reklamasi itu jangan lagi ada kata-kata dari pemerintah pusat bahwa reklamasi itu dihentikan sementara. Karena, keinginan warga dan nelayan di Teluk Jakarta, reklamasi itu harus dihentikan total," jelas Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Muhammad Taher kepada KBR, Rabu (1/6).
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Muhammad Taher juga menginginkan ada sikap tegas dari pemerintah dengan menghentikan total proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Kata dia, pemerintah pusat selama ini dinilai tidak berani melindungi kelompok nelayan yang mata pencahariannya berkurang karena dampak reklamasi.
Terkait aksi penganiayaan yang dialaminya, Taher masih berkonsultasi dengan YLBHI dan LBH Jakarta. Kata dia, hingga kini dirinya belum melaporkan ke polisi karena minimnya saksi.
"Saya masih konsultasi dengan YLBHI dan LBH Jakarta, belum lapor ke polisi. Karena, saksi yang ada pada saat itu langsung pergi," katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah KNTI Muhammad Taher mengalami penganiayaan di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Taher diserang oleh enam orang yang menggunakan tiga sepeda motor. Keenamnya membawa senjata tajam dan sempat menghunuskan senjata tajamnya. Akibat tikaman itu, Taher mengalami sobek pada bagian jaket. Para pelaku kemudian melarikan diri setelah warga setempat berdatangan.
Editor: Rony Sitanggang