KBR, Jakarta- Kepala Kepolisian Indonesia Badrodin Haiti menganggap keputusan Presiden Jokowi memilih Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Tito Karnavian menggantikan dirinya menjadi Kapolri sudah tepat. Pasalnya kata dia, Tito Karnavian memiliki kualitas di atas rata-rata jika dibanding dengan yang lain.
Selain itu kata dia, Tito Karnavian memiliki cara komunikasi yang baik. Dia mengaku optimis akan ada perubahan yang lebih baik di dalam internal kepolisian dibawah kepemimpinan bekas Kapolda Metro Jaya tersebut.
“Ya justru itu tadi kan saya sampaikan pada umumnya kami akui keunggulan masing-masing, pak Tito cukup smart, komunikasinya cukup bagus, pendekatannya cukup bagus,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Presiden, Istana Negara, Jakarta.
Dia memastikan tidak akan ada konflik internal terkait penunjukan Tito, meski dia mengakui masih banyak senior Tito yang masih aktif di korps Bhayangkara tersebut. Pasalnya kata dia, selain karena penunjukan ini hak prerogratif presiden, penunjukan Kapolri dilandaskan pada kualitas dan bukan pada senioritas angkatan.
“Kan tadi saya katakan muda kalau punya potensi bisa saja, sekarang udah zamannya siapa yang punya kemampuan dia bisa memimpin. (Jadi liat prestasinya ya pak bukan angkatannya?) Iya prestasinya,” ujarnya.
Meski demikian dia menjelaskan, nama Tito Karnavian sebenarnya tidak masuk dalam daftar nama yang diserahkan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) kepada presiden beberapa waktu yang lalu. Alasannya kata dia, Tito menolak dikarenakan ingin berkonsentrasi terlebih dahulu dalam penanggulangan terorisme.
“Tentu ada beberapa hal yang masih didiskusikan. Saat itu pak tito kalau bisa jangan. (Kenapa pak?) Dia sendiri sedang berkonsentrasi menangani terorisme. Ke depannya juga cukup serius sehingga harus dilakukan pembenahan-pembenahaan, strategi-strategi di dalam kebijakan menangani terorisme. (Pak tito yang minta tidak dimasukkan ke dalam daftar wanjakti? Iya karena itu kita tidak masukkan,” ujarnya.
Editor: Rony Sitanggang