KBR, Jakarta- Dua ratusan aparat kepolisian masih disiagakan pascabentrok warga di Kecamatan Merigi Kelindang antara dengan PT Cipta Buana Seraya (CBS). Kepala Kepolisian Bengkulu Tengah Andhika Vishnu mengatakan patroli sudah dilakukan hari ini. Kata dia, suasana di lokasi dinyatakan aman.
Selain lokasi bentrok, polisi juga menyediakan satu kompi Brimob untuk berjaga di sekitar Polsek Pagarjati.
"Pascabentrok kami sudah menyediakan personil. Kami ada 200 orang. Kami juga tempatkan di polsek Pagarjati, ada satu kompi, sekitar 70 orang. Karena polsek kan terbatas," kata Andhika kepada KBR, Selasa (14/6/2016).
Andhika mengaku tidak mengetahui sampai kapan ratusan aparat disiagakan.
"Aparat disiagakan di sini sampai ada perintah dari Kapolda untuk dicabut," ujarnya.
Andhika membantah ada satu peluru tajam yang digunakan polisi.
"Ngga ada peluru tajam. Yang digunakan sesuai protap dan prosedur, yaitu gas air mata," tambahnya.
Saat kejadian, kata dia, salah satu anak buahnya terluka akibat senjata tajam. Karena warga tak mau memberikan jalan untuk aparat membawa polisi yang terluka. Kata dia aparat terpaksa melancarkan tembakan.
"Anggota yang terluka kita harus selamatkan segera. Karena masyarakat tidak mau memberi jalan. Kita terpaksa tembakan peluru karet ke arah pinggang ke bawah," kata Andhika.
Sabtu (11/06) sekira 500 warga dari 7 Desa dari 2 kecamatan Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu berunjukrasa menolak sistem tambang bawah tanah perusahaan batu bara milik PT Citra Buana Seraya. Ketika di depan pintu gerbang, warga mendengar letusan tembakan. Warga kemudian panik dan melakukan perlawanan yang berujung bentrok dengan kepolisian.
Sejumlah warga tertembak saat melakukan demo. Diketahui 9 warga tertembak peluru karet aparat. Mereka adalah Marta (kondisi masih kritis di rumah sakit karena luka tembak menembus perut), Indra Jaya (luka paha kiri), Dahir (luka punggung belakang), Put (cidera sendi paha kanan), Jaya (luka kaki kanan), Saiful (luka dada kiri), Yudi (luka serius), Alimuan (luka serius), Badrin (luka serius) serta 1 orang mengalami luka memar akibat dipukul bernama Ade.
Aksi penolakan terhadap rencana sistem tambang bawah tanah dari PT CBS sudah 3 kali dilakukan warga Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang. Mereka khawatir sistem tersebut akan merusak lingkungan dan berdampak buruk terhadap masyarakat di sekitar tambang.Editor: Rony Sitanggang