Bagikan:

Bentrok Antitambang, Ratusan Polisi Masih Disiagakan di Lokasi PT. CBS Bengkulu

"Aparat disiagakan di sini sampai ada perintah dari Kapolda untuk dicabut,"

BERITA | NUSANTARA

Selasa, 14 Jun 2016 13:22 WIB

Author

Eli Kamilah

Bentrok Antitambang, Ratusan Polisi Masih Disiagakan di Lokasi PT.  CBS Bengkulu

Polisi bersenjata bersiaga di sekitar lokasi tambang batu bara milik PT Cipta Buana Seraya (CBS) pascaaksi unjuk rasa pada Sabtu (11/6) lalu, di Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah,

KBR, Jakarta- Dua ratusan aparat kepolisian masih disiagakan pascabentrok warga di Kecamatan Merigi Kelindang antara dengan PT Cipta Buana Seraya (CBS). Kepala Kepolisian  Bengkulu Tengah Andhika Vishnu mengatakan patroli sudah dilakukan hari ini. Kata dia, suasana di lokasi dinyatakan aman. 

Selain lokasi bentrok, polisi juga menyediakan satu kompi Brimob untuk berjaga di sekitar Polsek Pagarjati.

"Pascabentrok kami sudah menyediakan personil. Kami ada 200 orang. Kami juga tempatkan di polsek Pagarjati, ada satu kompi, sekitar 70 orang. Karena polsek kan terbatas," kata Andhika kepada KBR, Selasa (14/6/2016).

Andhika mengaku tidak mengetahui sampai kapan ratusan aparat disiagakan.

"Aparat disiagakan di sini sampai ada perintah dari Kapolda untuk dicabut," ujarnya.

Andhika membantah ada satu peluru tajam yang digunakan polisi.

"Ngga ada peluru tajam. Yang digunakan sesuai protap dan prosedur, yaitu gas air mata," tambahnya.

Saat kejadian, kata dia, salah satu anak buahnya terluka akibat senjata tajam. Karena warga tak mau memberikan jalan untuk aparat membawa polisi yang terluka. Kata dia aparat terpaksa melancarkan tembakan. 

"Anggota yang terluka kita harus selamatkan segera. Karena masyarakat tidak mau memberi jalan. Kita terpaksa   tembakan peluru karet ke arah pinggang ke bawah," kata Andhika.

Sabtu (11/06)  sekira 500 warga dari 7 Desa dari 2 kecamatan Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu berunjukrasa menolak sistem tambang bawah tanah perusahaan batu bara  milik PT Citra Buana Seraya. Ketika di depan pintu gerbang, warga mendengar letusan tembakan. Warga kemudian panik dan melakukan perlawanan yang berujung bentrok dengan kepolisian.  

Sejumlah warga tertembak saat melakukan demo. Diketahui 9 warga tertembak peluru karet aparat.  Mereka adalah Marta (kondisi masih kritis di rumah sakit karena luka tembak menembus perut), Indra Jaya (luka paha kiri), Dahir (luka punggung belakang), Put (cidera sendi paha kanan), Jaya (luka kaki kanan), Saiful (luka dada kiri), Yudi (luka serius), Alimuan (luka serius), Badrin (luka serius) serta 1 orang mengalami luka memar akibat dipukul bernama Ade.  

Aksi penolakan terhadap rencana sistem tambang bawah tanah dari PT CBS sudah 3 kali dilakukan warga Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang. Mereka khawatir sistem tersebut akan merusak lingkungan dan berdampak buruk terhadap masyarakat di sekitar tambang. 

Editor: Rony Sitanggang



Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending