KBR, Bondowoso – Maraknya aksi spekulan atau tengkulak beras yang semakin merajalela di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Badan Urusan Logistik (Bulog) meminta Pemerintah Kabupaten bertindak tegas. Wakil Kepala Perum Bulog, Ibrahim Wairoy mengatakan, menjamurnya tengkulak ini berdampak pada minimnya pembelian Bulog terhadap beras atau gabah petani. Para tengkulak langsung mendatangi petani atau tempat penggilingan untuk mendapatkan beras atau gabah.
“Spekulan itu mulai memanfaatkan petani kita yang kesulitan pupuk, pengolahan lahan, sampai teknologi pertanian. Akhirnya mereka masuk dengan berbagai cara. Ini perlu kebijaksaan dari Bupati selaku pemangku jabatan,” kata Ibrahim Wairoy saat ditemui KBR, Selasa (9/6/2015).
Ibrahim menambahkan seharusnya Pemkab Bondowoso bisa melakukan pendekatan dan pembinaan lebih intens kepada para petani dan pengusaha tempat penggilingan beras agar tengkulak tidak memiliki celah untuk bermain. Apalagi, berdasarkan pantauan Bulog, mayoritas spekulan yang ada di Bondowoso didominasi oleh pemilik modal besar.
Selain itu Bulog juga menemukan banyak usaha penggilingan yang sudah gulung tikar akibat banyaknya tengkulak yang mendatangi para petani secara langsung. Padahal sebelumnya Bulog mencatat ada sekitar 1.338 tempat penggilingan beras di Bondowoso.
“Sekarang jumlahnya berkurang hampir setengah. Sangat memprihatinkan padahal kalau itu diberdayakan bisa memutus mata rantai distribusi antara petani ke tengkulak,” paparnya.
Bulog mengingatkan Pemkab Bondowoso untuk tanggap akan
adanya fenomena ini. Meski Bondowoso surplus beras, jika hal ini dibiarkan akan
berpotensi menyebabkan kerawanan pangan.
Editor: Malika