KBR, Jakarta- Peneliti LSM Hak Asasi Manusia HAM Imparsial, Gufron
Mabruri, meramalkan akan terjadi konflik internal dalam pencalonan
Panglima TNI. Hal ini dinyatakan setelah presiden menunjuk Kepala Staf
Angkatan Darat KSAD Gatot Nurmantyo menjadi calon Panglima TNI. Gufron
menjelaskan, TNI punya aturan turun temurun dalam memilih panglimanya,
yakni bergantian antara AL, AD dan AU. Moeldoko sendiri berasal dari
AD, dan seharusnya digantikan calon dari AU. Namun, Jokowi malah memilih
calon dari AD.
"Undang-undang
TNI sendiri, bagi Presiden tidak harus mengikuti sistem rotasi. namun
ada dorongan untuk mengikuti itu. Memang idealnya seharusnya AU yang
dipromosikan menjadi panglima, karena sebelumnya AL, AD sekarang AU," ujarnya saat dihubungi KBR, Rabu (10/6).
Presiden
Joko Widodo awal pekan ini resmi mengajukan Kepala Staf TNI Angkatan
Darat Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI. Sementara itu, DPR
menanggap penunjukan Gatot merupakan tren baru, di mana presiden tidak
memilih tri matra TNI secara bergantian.
Editor: Dimas Rizky