KBR, Jakarta - Pengamat Intelijen, Rizal Darmasaputra menilai Presiden
Jokowi tidak profesional dalam pemilihan Kepala Badan Intelijen Negara.
Jokowi sebelumnya merekomendasikan Ketua Umum PKPI, Sutiyoso kepada DPR
untuk menggantikan Marciano Norman. Menurut dia, seharusnya Presiden
memilih Kepala BIN yang tidak terlibat politik praktis. Jangan sampai
penempatan Sutiyoso ini dilakukan hanya karena untuk mengamankan
kepentingan rezim.
"Keterlibatan politik yang dalam ini akan jadi sumir antara tugas
intelijen mengamankan negara dengan mengamankan rezim Jokowi-JK," ujar Rizal dalam
KBR Pagi, Kamis, 11 Juni 2015.
Apalagi, Sutiyoso diduga terlibat dalam sejumlah kasus kekerasan
militer, seperti tragedi 27 Juli (Kudatuli) dan Balibo yang menewaskan
wartawan asal Australia di Timor Timur. Inilah yang menurut dia bakal
jadi hambatan pemerintahan Jokowi.
"Kepala BIN ini bukan pejabat setingkat menteri yang
hanya mengurusi administrasi negara secara domestik. Tetapi dia harus
mampu sebagai seorang diplomat. Bagaimana membangunan atau relasi yang
baik dengan negara-negara sahabat," ujar Rizal.
Rizal
Darmasaputra menambahkan, Indonesia membutuhkan Kepala BIN yang tidak
hanya mengerti persoalan intelijen teknis, seperti militer. Dia menilai,
Sutiyoso hanya menguasai intelijen militer yang hanya kuat dalam bidang
spesifik dan teknis. "Intelijen militer itu teknis. Menyangkut bagaimaa
melumpuhkan, pengumpulan informasi, pemetaan terhadap potensi kekuatan
dan kelemahan militer lawan. Sedangan spektrum pengamatan BIN sangat
luas dan strategis," jelasnya.
Kepala BIN mendatang harus bisa mengidentifikasi potensi konflik yang
disebabkan kegiatan politik, ekonomi yang terus anjlok, hubungan
internasional yang naik-turun, juga serangan cyber terhadap Indonesia.
"Dari regional, kita juga menghadapi persoalan meningkatnya potensi
konflik di Laut Cina Selatan. Kita harus memiliki informasi yang cukup
mendalam, yang up-date. Apa saja pergerakan militer, juga diplomasi
negara yang mengklaim," ujarnya.
Menurut dia, Jokowi butuh Kepala BIN yang fleksibel yang bisa diterima
berbagai pihak, baik dalam negeri, regional maupun internasional. Inilah
yang tidak dimiliki bekas Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sutiyoso Tak Kompeten Kendalikan BIN
Rizal Darmasaputra: Jangan sampai penempatan Sutiyoso ini dilakukan hanya karena untuk mengamankan kepentingan rezim.



Sutiyoso. Foto: Antara
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai