KBR, Jakarta - Pihak Istana menilai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso kompeten untuk menjabat sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN).
Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, Sutiyoso memiliki pendidikan dan pengalaman intelejen. Ia juga membantah kalau ini adalah bentuk bagi-bagi jatah politik. Saat ini ada belasan nama yang masuk nominasi Kepala BIN. Namun dengan hak prerogatif Jokowi akhirnya memilih Sutiyoso.
"Kalau kita bicara bagi-bagi jatah kan ya berarti tidak ada (calon) yang lain. Tapi kita lihat peluang itu terbuka. Presiden tetap mengutamakan yang paling utama adalah integritas dan tentu saja kompetensi untuk ke arah mana," kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (10/5/2015).
Pratikno menambahkan, rekam jejak Sutiyoso memperlihatkan ia kompeten di bidang intelejen pertempuran hingga intelejen strategis. Termasuk pernah menjadi intel tertutup untuk GAM. Sutiyoso pun perna menjadi Pangdam, Danrem, Kasi Intel Grup II Sandhi Yudha Kopassus, dan jabatan Gubernur DKI Jakarta selama dua periode.
Kata Pratikno, jika DPR menyetujui Sutiyoso menjadi Kepala BIN, maka ia harus mundur dari jabatan partai. PKPI dalam pilpres 2014 lalu tercatat sebagai pendukung pasangan Jokowi - JK.
"Ya nanti kita lihat lah perkembangannya seperti itu. Tapi saya kira memang sebaiknya begitu ya (mundur dari partai)," kata Pratikno.
Editor: Citra Dyah Prastuti