Bagikan:

Luhut Perintahkan Pangdam Hentikan Intimidasi Korban '65

Ketua YPKP65, Bedjo Untung setidaknya mencatat 122 titik kuburan massal

BERITA | NASIONAL

Senin, 09 Mei 2016 15:11 WIB

Author

Ria Apriyani

Luhut Perintahkan Pangdam Hentikan Intimidasi Korban '65

Menkopolhukam, Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Setkab.go.id

KBR, Jakarta - Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan menjamin keamanan lokasi kubur massal pasca tragedi 1965. Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan bahkan menjanjikan pengerahan tim untuk meninjau kubur massal, seperti di Pati dan Wonosobo, Jawa Tengah.

"(Jaminan keamanan agar tidak dirusak?) Jaminan keamanan ya jangan diganggu. Nanti Polhukam akan kirim tim ke sana, terpadu, untuk melihat itu," kata Luhut di kantornya, Senin, 9 Mei 2016.

Hari ini, Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965 kembali menemui Menkopolhukam. Pertemuan berlangsung tertutup sekitar 2 jam. Dalam pertemuan itu, YPKP65 meminta pemerintah turut menjamin keberadaan lokasi kuburan massal. Ketua YPKP65, Bedjo Untung setidaknya mencatat 122 titik kuburan massal.

"Agar tidak dirusak, digusur, dirusak dan tidak dipindahkan, bahkan dihilangkan secara sengaja oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Ketika saya minta, pak Luhut menjawab dengan lugas bahwa kita akan menjamin keamanannya. Negara ini negara besar dan karena itu akan menjamin keselamatanya dan saya akan perintahkan dan menelepon Kodam (Komando Daerah Militer) dan Kodim (Komando Distrik Militer)," ungkap Bedjo.

Selain itu dalam pertemuan tersebut, Menko Luhut, sebagaimana diungkapkan kepada Bedjo, juga menjamin tak ada lagi intimidasi terhadap saksi korban dan pelaku yang ingin mengungkapkan lokasi kubur massal. "Saya terangkan juga bahwa teman kami di daerah masih mendapat intimidasi, bahkan ketika datang kemari. Pak Luhut bilang akan telepon Kodamnya untuk tidak lagi menekan para korban 1965," ceritanya.

Sebelumnya, Luhut menantang penggalian kuburan massal untuk membuktikan jumlah pasti korban tragedi tersebut. Dia mengklaim tidak ada alat bukti yang menunjukan jumlah korban saat itu mencapai 500 ribu hingga 1 juta jiwa. 


Editor: Damar Fery Ardiyan

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending