Bagikan:

Tiga Negara Harus Bahas Akar Masalah Rohingya

Direktur organisasi ini, Rafi Zaw Win, mengatakan hak-hak orang Rohingya tidak dilindungi selama puluhan tahun oleh Myanmar

BERITA | NASIONAL

Selasa, 19 Mei 2015 18:00 WIB

Author

Rio Tuasikal

Tiga Negara Harus Bahas Akar Masalah Rohingya

Pengungsi Rohingya di Aceh Utara (Foto: Erwin/KBR)

KBR, Jakarta- Organisasi Rohingya Human Rights Monitoring Network meminta akar masalah Rohingya dibahas dalam pertemuan besok.

Pertempuan di Kuala Lumpur itu akan dihadiri pemimpin negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Sementara pemerintah Myanmar belum menjawab undangan.

Direktur organisasi ini, Rafi Zaw Win, mengatakan hak-hak orang Rohingya tidak dilindungi selama puluhan tahun. Mereka juga tidak pernah diberikan kewarganegaraan oleh pemerintah Myanmar.  Pemimpin negara juga harus membahas penyerangan terhadap Rohingya oleh kelompok intoleran di Rakhine.

"Saya pikir sangat penting memikirkan akar masalah yang dihadapi etnik minoritas Rohingya di Myanmar. Tak hanya soal orang-orang yang naik perahu dan menyeberang laut," ujar Rafi kepada KBR, Selasa (19/5/2015) sore.

"Penting sekali untuk fokus pada masalah berkepanjangan yang dimulai pemerintah Myanmar sejak sejak 1978 terhadap kelompok Rohingya," jelasnya.

Rafi menambahkan, pemerintah negara-negara ASEAN harus mendesak pemerintah Myanmar menyelesaikan konflik di Rakhine, kampung halaman Rohingya. Pemerintah Myanmar harus membuat solusi panjang agar orang Rohingya tak lagi mencari perlindungan ke negara lain.

Kelompok etnis Rohingya diakui sebagai masyarakat adat dan warga negara Myanmar di era Perdana Menteri U Nu. Namun, pada 1982, Rohingya dinyatakan tidak punya kewarganegaraan berdasarkan UU Kewarganegaraan yang baru di era Jenderal Ne Win. Hal ini menggiring banyak kekerasan terjadi pada orang Rohingya. LSM menyebut tidak ada satu pun hak asasi manusia Rohingya yang dipenuhi.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending