Bagikan:

Masalah Rohingya Bukan Masalah Agama Melainkan Kemanusiaan

Direktur Eksekutif Abdurrahman Wahid Center, Achmad Suaedy menyebut masalah pengungsi Rohingya bukanlah masalah agama melainkan masalah kemanusiaan.

BERITA | NASIONAL

Kamis, 21 Mei 2015 17:41 WIB

Pengungsi Rohingya di Aceh Utara/ Foto KBR: Erwin Jalaludin

Pengungsi Rohingya di Aceh Utara

KBR, Jakarta – Direktur Eksekutif Abdurrahman Wahid Center, Achmad Suaedy menyebut masalah pengungsi Rohingya bukanlah masalah agama melainkan masalah kemanusiaan. Menurut dia, etnis Rohingya di Myanmar didiskriminasi tidak hanya dari sisi agama, namun juga etnis, dan dianggap sebagai pendatang. Masalah muncul setelah dikeluarkannya dekrit presiden 1980 yang menyatakan etnis Rohingya tidak dianggap dari 10 etnis yang dianggap di Myanmar.

“Bukan masalah agama ini masalah minoritas, minoritas sebagai warga negara, dulunya Rohingya sebaga WN sama seperti yang lain, tapi setelah kudeta militer ada konsitutsi baru mereka didiskirimasi sampai sekarang menurut PBB, bahan ada etnis cleansing, semacam genosida,” kata Suaedy di Wahid Institute, Jakarta, Kamis (21/5).

Lebih lanjut lagi, ia megatakan hal ini sudah menjadi masalah regional hingga internasional. Suaedy menyarankan pemerintah Myanmar untuk membuka diri terhadap semua etnis yang ada di negaranya. Selain itu ia juga berharap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera menurunkan pasukan pengamannya lantaran ada indikasi pembersihan etnis tersebut.

Sementara itu perwakilan dari Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika (ANBTI), Maman, menyayangkan permasalahan Rohingya yang diidentikkan perselisihan agama antara Buddha dengan Islam. Kata dia, hal itu dijadikan alasan untuk mendiskreditkan kelompok tertentu di Indonesia. Menurut anggota DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa tersebut, saat ini kelompok Buddha yang ada di Indonesia menjadi was-was akibat mendapat tekanan dari kelompok ekstrimis yang memanfaatkan konflik etnis di Myanmar.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending