KBR, Cilacap – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengimbau masyarakat di bagian selatan Jawa Tengah mewaspadai kemungkinan terjadinya puting beliung dan petir pada musim pancaroba, dari musim hujan ke kemarau, mulai bulan ini.
Kepala Kelompok Analis BMKG Stasiun Pos Pengamatan Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan pada musim pancaroba, warga juga harus mewaspadai kemungkinan hujan ekstrim, yang biasa disebut sebagai hujan penghabisan oleh warga setempat. Secara akumulatif, dalam sebulan intensitas hujan memang tidak terlalu tinggi. Namun di hari-hari tertentu, seringkali terjadi hujan di atas 100 milimeter per hari dan 20 milimeter per jam.
"Jadi memang ada fenomena yang biasa terjadi pada musim peralihan ini. Pertama adalah adanya puting beliung, kedua adanya petir. Tapi memang secara keseluruhan di Wilayah Jawa Tengah, pada Bulan Mei ini sebenarnya sudah akan memasuki musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau."
Teguh Wardoyo menjelaskan kemunculan puting beliung, hujan ekstrim dan angin kencang ini disebabkan munculnya daerah pusat tekanan rendah di Samudera Hindia selatan Jawa Tengah. Hal ini menyebabkan naiknya kecepatan angin menuju pusat tekanan rendah tersebut. Daerah yang dipengaruhi pusat tekanan rendah adalah Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta.
Karena itu Teguh menganjurkan agar warga memotong dahan yang terlalu rimbun pada pepohonan yang berdekatan dengan perumahan atau jalan. Sebab, dahan yang terlalu rimbun bisa menyebabkan pohon rubuh karena tidak kuat menahan hujan deras yang disertai angin kencang.