KBR, Jakarta - Tim dokter dari PP Muhammadiyah menyiapkan proses autopsi jenazah terduga teroris Siyono. Pendamping keluarga dari PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anhar mengungkapkan, tim tersebut terdiri atas lima hingga tujuh dokter ahli forensik. Namun hingga kini, autopsi belum bisa digelar lantaran terganjal masalah teknis.
"Dokter masih butuh waktu untuk mempelajari apa yang harus diautopsi. Termasuk persiapan teknis, misalnya posisi kuburan dan lain sebagainya," ujarnya saat dihubungi KBR, 1 April 2016.
Selain itu ada juga masalah penolakan warga. "Soal itu saya sudah langsung bertemu Kepala Desa (Kepala Desa Pogung--Red) untuk menanyakan penolakan ini," ungkapnya. Dari pertmeuan Rabu lalu itu, Dahnil mendapat penjelasan soal surat penolakan warga yang dilayangkan ke istri korban, Suratmi.
Belakangan diketahui bahwa surat tersebut bukan berasal dari warga, melainkan hasil rapat beberapa tokoh masyarakat. Ini berdasarkan pengakuan Kepala Desa Pogung, Djoko kepada Dahnil.
Editor: Damar Fery Ardiyan
