Bagikan:

Simposium Tragedi 1965, Ini Pesan Anak Ketua PKI Pada Jokowi

"Sebagai anak korban, anak D.N. Aidit. Pak jokowi, sesulit apapun proses ini lakukanlah dengan sebaik-baiknya."

BERITA | NASIONAL

Selasa, 19 Apr 2016 21:17 WIB

Author

Ria Apriyani

Simposium Tragedi 1965, Ini Pesan Anak Ketua PKI Pada Jokowi

Ilham Aidit, putra keempat Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit saat mengikuti simposium nasional tragedi 1965. (Sumber: Youtube)

KBR, Jakarta- Ilham Aidit, putra keempat Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit meminta Presiden Jokowi menyelesaikan kasus pelanggaran HAM 1965-1966 hingga tuntas. Menurutnya, Presiden tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan.

Kata dia, upaya penyelesaian harus menyeluruh.

"Sebagai anak korban, anak D.N. Aidit. Pak jokowi, sesulit apapun proses ini lakukanlah dengan sebaik-baiknya. Tetap lakukan sebaik-baiknya karena rekonsiliasi yang semu hanya akan menghasilkan pemulihan yang juga semu," ujar Ilham Aidit, putra keempat Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit   di Hotel Aryaduta, Selasa(19/42016).

Dia mengatakan usai rekomendasi selesai dirumuskan dan diteruskan kepada Presiden, Jokowi tidak perlu langsung mengambil keputusan. Bila perlu, Jokowi diminta membuat forum-forum lain untuk mempertajam rekomendasi. Meski, Ilham juga mengingatkan sebaiknya Jokowi menindaklanjuti permintaan rehabilitasi para penyintas yang sudah sepuh.

"Kalau memang butuh waktu agak lama, gak apa. Pelan ga apa. Daripada cepat tapi abal-abal."

Dia sendiri memilih penyelesaian dilakukan melalui rekonsiliasi. Penyelesaian jalur hukum menurutnya hanya akan menambah repot. Alasannya, banyak bukti sudah tidak ada. Ini menurut dia akan menyulitkan proses pembuktian. Selain itu, proses pengadilan justru dinilai akan menumbuhkan dendam baru.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending