Bagikan:

Di Tengah Pusaran Panama Papers, Luhut Tiba-Tiba Menghadap Presiden

Selain membahas kunjungan ke Tiongkok, Presiden juga menanyakan soal penyelesaian kasus HAM di Papua dan tragedi 1965/66.

BERITA | NASIONAL

Senin, 25 Apr 2016 13:49 WIB

Di Tengah Pusaran Panama Papers, Luhut Tiba-Tiba Menghadap Presiden

Menkopolhukam, Luhut Pandjaitan. Foto: setkab.go.id

KBR, Jakarta - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan menghadap Presiden Jokowi siang ini. Selain membahas kunjungan ke Tiongkok, Presiden juga menanyakan soal penyelesaian kasus HAM di Papua dan tragedi 1965/66. Pada 18-19 April lalu, Kemenkopolhukam menyokong simposium nasional tragedi '65 di Hotel Aryaduta, Jakarta. Saat ini, tim panitia tengah menyusun rekomendasi penyelesaian kasus kejahatan HAM tersebut.

"Saya dipanggil tiba-tiba oleh Presiden karena kunjungan saya ke tiongkok. Kunjungan ke tiongkok itu sebenarnya dalam rangka reguler meeting kami," ujarnya di Istana Negara, Senin, 25 April 2016.

Pagi tadi, Luhut menggelar konferensi pers di kantor Kemenkopolhukam untuk mengklarifikasi dokumen Panama Papers. Dalam bocoran dokumen tersebut, Luhut disebut membentuk perusahaan cangkang Mayfair International Ltd di negeri kepulauan bekas jajahan Inggris di Afrika, Republik Seychelles.

Pada perusahaan itu, Luhut menjabat sebagai Direktur pada 2006. Sedangkan saham perusahaan ini dimiliki PT Buana Inti Energi dan PT Persada Inti Energi. Buana merupakan satu anak perusahaan Toba Sejahtera milik Luhut. Meski begitu dengan Presiden kali ini, Luhut mengaku lebih banyak berdiskusi mengenai kunjungan ke Tiongkok.

"Sekarang saya ke sana dan saya akan bicara masalah keamanan, masalah masalah tentu soal CNSI, teroris, cyber defense. Lalu akan bahas juga bertemu juga dengan perdana menteri Tiongkok," ungkapnya.


Editor: Damar Fery Ardiyan

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending