Bagikan:

BNPT: Autopsi Siyono Tak Cukup, Harus Ada Bukti dan Saksi

"Tapi kekerasan tumpul karena apa tidak bisa dijelaskan dari autopsi itu. Itu dari pemeriksaan saksi-saksi."

BERITA | NASIONAL

Rabu, 13 Apr 2016 17:48 WIB

Author

Ria Apriyani

BNPT: Autopsi Siyono Tak Cukup, Harus Ada Bukti dan Saksi

Kepala BNPT Tito Karnavian menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi hukum DPR, Rabu (13/4). (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) menyebut hasil autopsi Siyono, tak bisa dijadikan kesimpulan lembaga antiteror Densus 88, melanggar prosedur. Kepala BNPT Tito Karnavian mengatakan dugaan kekerasan terhadap Siyono bisa terbukti bila ada bukti dan saksi.

"Jangan mengambil kesimpulan seperti itu ya. Hasil autopsi itu hanya menjelaskan bahwa terjadi kekerasan tumpul di situ. Tapi kekerasan tumpul karena apa tidak bisa dijelaskan dari autopsi itu. Itu dari pemeriksaan saksi-saksi. Yang saya tahu terjadi perlawanan akhirnya terjadi perkelahian," kata Tito di sela rapat dengan komisi hukum DPR, Rabu (13/4/2016).

Hasil autopsi yang dilakukan tim forensik Muhammadiyah menunjukkan ada luka benda tumpul di tubuh Siyono. Selain itu 1 rusuk kanan dan 5 rusuk kirinya patah. Patahan ini disebut menusuk bagian jantung Siyono. Meski Tito mengatakan ada perlawanan dari Siyono, namun hasil autopsi justru menunjukkan sebaliknya. Tidak ada luka perlawanan yang ditemukan tim forensik.

Rangkaian hasil autopsi ini berbeda dengan hasil yang dikeluarkan Kepolisian. Sebelumnya Polri menjelaskan kematian Siyono diakibatkan pendarahan di kepala. Pendarahan disebut terjadi karena benturan kepala dengan bingkai jendela di dalam mobil.

Tito menolak berkomentar lebih jauh soal status Siyono. Namun menurut informasi yang dipegang BNPT, Siyono termasuk dalam sisa-sisa jaringan Jamaah Islamiyah. Menurut keterangan Tito, Siyono tewas ketika dalam perjalanan menuju tempat ia menitipkan senjata yang diterimanya dari Awang, bagian dari Jamaah Islamiyah yang ditangkap Kamis (7/3) silam.

Editor: Dimas Rizky

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending