KBR, Jakarta- Radio Smart FM Jakarta mengklaim berhentinya program Asia Calling yang direlaynya dari Kantor Berita Radio KBR karena pergantian format. Station Manager Smart FM Jakarta, Gerald Adi mengatakan, pergantian terjadi sejak awal Januari tahun 2016.
Menurut Gerald, alasannya bisnis semata, bukan karena program tersebut mempromosikan LGBT seperti yang diisukan.
"Tadinya kan memang news and inspiration, sekarang kita fokus pada bisnisnya. Bisnis. Dan inspirationnya itu lebih ke motivator-motivator gitu. formatnya kita ulang," papar Gerald kepada KBR, Kamis (10/3/2016)
Gerald melanjutkan, "kita seleksi acara, yang tidak pas dengan segmen kita. Kita hentikan."
Namun ia tak menampik bahwa salah satu program KBR ini pernah mendapat alarm dari KPID pada saat kunjungan mereka di Februari 2016. Program yang dimaksud pernah ditayangkan Smart FM tahun lalu di Bulan November 2015.
"Teguran itu sebenarnya bukan berupa sanksi atau apa hanya kemarin pas kebetulan ada KPID verifikasi data ke group Kompas- Gramedia ngobrol-ngobrol mereka mensosialisasikan policy-nya KPI untuk mewanti-wanti masalah LGBT. Ia mem-warning salah satu feature yang dibuat KBR itu, kalau tidak salah ditayangkan di Smart FM November 2015, ada yang bisa, kalau salah mempersepsikan orang bisa dipikirnya itu mempromosikan LGBT. Kisahnya itu kalau tidak salah soal demokrasi di Myanmar" ungkapnya.
Pada November lalu Asia Calling menyiarkan feature tentang demokrasi di Burma. Cerita dalam feature bertajuk Isu HAM Jadi Fokus Dalam Pemilu Burma Mendatang di antaranya tentang film "This Kind of Love" yang berisi perjuangan Kehidupan dan karya Aung Myo Min.
Aung Myo
Min pendiri dan direktur Institut Pendidikan HAM Burma. Dia menerima tujuh
penghargaan internasional terkait hak asasi manusia dan penelitian soal
pelanggaran HAM di Burma. Memperjuangkan hak-hak gay menjadi hal yang berbahaya di Burma. Karena perjuangannya itu Aung Myo
Min mendapat ancaman pembunuhan dan pesan kebencian melalui pesan
singkat.
Editor: Rony Sitanggang