KBR, Jakarta - Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KNTA) meminta Bulog lebih gesit menyerap gabah petani yang tengah memasuki masa panen. Ketua KTNA, Winarno Tohir, mengatakan Bulog punya kesempatan pada Maret dan April. "Kesempatan Bulog di bulan Maret dan April, untuk menyerap. Dan sekarang tinggal satu setengah bulan lagi kesempatan Bulog untuk memperbanyak serapan," ungkap Winarno kepada KBR, Jumat (11/03/2016).
Ia mengeluhkan, lantaran Bulog tak memiliki alat penggilingan dan pengeringan gabah yang memadai, maka penyerapan pun tak maksimal. Padahal dalam sepekan ini, hujan turun sehingga gabah basah petani tak mampu terserap Bulog.
"Seminggu ini banyak hujan. Jadi banyak gabah basah, sementara peralatan Bulog tidak memadai. Karena dari awal, Bulog tak dipersiapkan menerima gabah langsung dari petani," keluhnya. Karena itu pula, menurut Winarno, Bulog kemudian menggandeng pihak swasta sehingga kualitas gabah petani sesuai syarat Bulog. Ia juga menyebut, hingga awal Maret ini, panen raya baru terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara Jawa Barat dan Sulawesi Tengah, baru akan menyusul.
Meski begitu, ia menyebut penyerapan beras petani oleh Bulog dalam sepekan ini tak terlalu mengecewakan. Sebelumnya Bulog menyebut, pihaknya bisa menyerap 4000 ton gabah dari petani di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat selama sepekan. " Karena ini awal Maret ini puncak panen raya, ya angka segitu lumayan, tidak terlalu besar dan tidak juga kecil," ungkap Ketua KTNA, Winarno Tohir kepada KBR, Jumat, 11/3/2016.
Winarno menjelaskan, saat ini harga gabah di petani sudah mulai membaik. Yakni di kisaran Rp3.400-Rp3.800 perkilogram.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang pengolahan gabah Bulog di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam sidak itu, Presiden menemukan sejumlah alat penggilingan gabah rusak. Persoalan ini pun, ditemukan di hampir semua gudang Bulog.
Editor: Nurika Manan