Bagikan:

Monolog Tan Malaka Tetap Berlangsung Sore Ini

"Ini cerita human interest kok."

BERITA | PILIHAN REDAKSI | NASIONAL

Kamis, 24 Mar 2016 12:27 WIB

Author

Malika

Monolog Tan Malaka Tetap Berlangsung Sore Ini

KBR, Jakarta – Pementasan monolog Tan Malaka “Saya Rusa Berbulu Merah” dipastikan akan tetap berlangsung sore nanti pada pukul 16 WIB di Galeri IFI (Institut Francais Indonesia) Bandung.

Kepastian ini disampaikan penulis naskah monolog, Ahda Imran. Menurut Ahda, hingga kini tidak ada ancaman untuk menghentikan pertunjukan dari pihak mana pun. Dia juga yakin, pertunjukan bakal tetap berlangsung.

Ahda juga memastikan kehadiran Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam pertunjukan nanti sore. Menurut dia, ini menunjukkan dukungan dari pejabat Negara supaya acara bisa tetap berlangsung.

“Tadi siang Ridwan Kamil telfon lagi, bahwa jam 4 sore akan tetap nonton. Saya menanyakan pengawalan. Dia bilang, aka nada ormas lain yang mengawal pertunjukan sampai malam,” kata Ahda kepada KBR (24/3/2016).

Monolog Tan Malaka "Saya Rusa Berbulu Merah"  seharusnya dipentaskan sejak kemarin. Namun IFI memutuskan menunda jadwal pementasan sebab dua puluhan orang dari ormas FPI. PUI, dan Laskar Fisabilillah meminta pentas monolog itu dibatalkan karena dituding menyebarkan idiologi komunis.

Ahda menampik tudingan itu. "Yang dibicarakan tentu lebih ke human interest, bahwa ada tautan kepada ideologi ya tentu ya. ideologi perjuangan Tan Malaka. Tentang seseorang yang dengan keras kepala mempertahankan keyakinannya melakukan apapun untuk nasib bangsanya. Dia punya idealisme dia lebih besar kepada bangsanya ketimbang kepentingan partainya. Dia merawat itu meski dengan resiko diasingkan dan dibunuh. Itu ceritanya" tutur Ahda.

Ahda juga menyayangkan sikap kepolisian yang dinilai tidak sigap mengamankan acara saat kericuhan terjadi Rabu kemarin. Padahal, kata Ahda, pihak IFI sudah menyampaikan pemberitahuan kepada kepolisian terkait kegiatan tersebut. 

Dia juga mengaku heran jika pihak kepolisian justru balik bertanya soal izin pementasan.

"Yang saya tahu sebagai seniman, dan seniman-seniman di Bandung, belum pernah berurusan dengan birokrasi perizinan. Selama menggunakan IFI, selama bertahun-tahun itu, baru kali ini dipertanyakan," ujarnya. 

Sebelumnya beberapa kegiatan kebudayaan dan seni mendapat penolakan dan tekanan dari kelompok FPI dan aliran sejenis. Termasuk pelarangan kegiatan Belok Kiri Festival, yang rencananya digelar 27 Februari 2016 di Taman Ismail Marzuki. Acara yang dimaksudkan untuk melawan propaganda Orde Baru itu terpaksa digeser ke kantor LBH Jakarta, karena juga tidak mendapat perlindungan dan izin dari kepolisian.

Tan Malaka merupakan tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia di masa penjajahan Belanda. Selama 30 tahun ia melawan kolonialisme Belanda. Ia kerap melanglang buana hingga bergabung dengan Komunis Internasional (Komintern) di Moskwa, Uni Sovyet. Namun ia berselisih paham karena tidak setuju dengan sikap Komintern yang menentang pan-Islamisme. Hingga kemudian ia mendirikan Partai Republik Indonesia (PARI) pada 1927. Pada 1948 ia juga mendirikan Partai Murba yang berseberangan dengan PKI.

Tan Malaka juga menulis buku "Dari Penjara ke Penjara" pada 1948, untuk mendobrak semangat perjuangan rakyat Indonesia. Buku ini kemudian ditahbiskan oleh Majalah Tempo sebagai salah satu buku yang paling berpengaruh atau memberikan kontribusi terhadap gagasan kebangsaan.

Penulis buku Tan Malaka, Harry A Poeze menyebutkan perjuangan Tan Malaka melawan kolonialisme melintas batas bangsa dan benua. Ia dikenal sebagai penentang diplomasi dengan Belanda jika merugikan Indonesia. Tan Malaka bahkan memperoleh testamen dari Bung Karno untuk menggantikan apabila Bung Karno tidak dapat menjalankan tugasnya.

Namun, empat tahun usai Indonesia merdeka, pada 1949, ia ditembak. Presiden Soekarno kemudian mengangkat Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional pada 1963.

Pada masa Orde Baru, peran Tan Malaka yang dijuluki Bapak Republik itu dihapus dalam buku sejarah. Bahkan namanya disebut terlibat pemberontakan.  

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending