KBR, Jakarta- Warga sekitar wilayah pembangunan Gereja Santa Clara, Bekasi Utara, Jawa Barat memastikan tidak ada yang menolak pendirian gereja tersebut. Ketua RT 02 RW 06, Kelurahan Haparan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Iin Kurnia mengklaim, warganya dengan sukarela memberikan tanda tangan yang dijadikan salah satu syarat pendirian gereja tersebut.
Pasalnya kata dia, tidak ada alasan menolak rencana pembangunan gereja tersebut. Karena, pihak gereja mau memenuhi semua persyaratan yang diatur oleh pemerintah pusat dalam membangun sebuah gereja. Bahkan kata dia, sejak awal pembelian lahan tersebut, pihak Gereja Santa Carla tidak mengatasnamakan perorangan melainkan langsung atas nama yayasan gereja.
"Ya warga saya sendiri tidak neko-neko, merasa terintimidasi atau merasa tertekan, atau merasa terganggu dengan keadaan pembangunan di sini itu tidak ada. Terus yang dicari dampak dari ini apa gitu yang negatifnya. Apa warga saya merasa tertekan itu tidak ada," ujarnya kepada KBR di lokasi Pembangunan Gereja.
Selain itu kata dia, pembangunan gereja justru memberikan lapangan kerja baru bagi beberapa orang warganya yang sebelumnya bekerja serabutan. Mulai dari menjadi tenaga pengamanan, hingga pekerja bangunan gereja itu sendiri.
"Malah sebagian kecil sudah menikmati itu pembangunannya justru melibatkan warga saya. Yang demo itu bukan warga saya. Warga saya paling yang kontra ya wajar saja ada cuma segelintir orang. 2 sampai 3 orang, yang lainnya kebanyakan dari luar sini," ujarnya.
Dia menyayangkan peristiwa aksi kemarin yang mengatasnamakan warga sekitar gereja.
Sebelumnya, Kondisi lahan gereja Santa Clara, Paroki Bekasi Utara tampak lenggang dari aktifitas pembangunan pasca disegel oleh sekelompok massa yang menamakan dirinya Forum Silahturahmi Umat Islam Bekasi kemarin. Gereja yang telah memilik Izin Mendirikan Bangunan (IMB) itu baru dibangun bagian pagarnya memiliki luas sekitar 6500 meter persegi. Gereja berlokasi tepat di jalan raya Kali Abang Tengah, Bekasi utara.
Sekuriti gereja, zakarsih mengatakan, aktifitas pembangunan dihentikan sejak kemarin. Kata dia, kemarin, saat sekitar 5 sampai 6 pekerja yang tengah bekerja pembangunan pagar, di depan gereja didatangi 300an orang yang menamakan dirinya Forum Silaturahmi Umat Islam Bekasi.
Saat datang sekitar pukul 8an pagi kemarin, massa langsung berorasi dengan pengeras suara. Tak lama setelah itu kata dia, massa langsung merusak 3 plang pendirian bangunan resmi dari Pemerintah daerah dan menyegel gerbang dengan cat. Kata dia, massa baru membubarkan diri sekitar pukul 11 siang setelah masa berdialog dengan Polsek Bekasi utara.