Bagikan:

Ketua RT: Korban Pembajakan Biasa Berlayar di Perairan Kalimantan

"Dia biasa berlayar lokal di perairan Kalimantan setahu saya. Makanya saya kaget kalau ada informasi dia dibajak di Filipina,"

BERITA | NASIONAL

Selasa, 29 Mar 2016 17:07 WIB

Ketua RT: Korban Pembajakan Biasa Berlayar di Perairan Kalimantan

Kapal Brahma 12 yang dibajak di Filipina. (Foto: FB Peter Tonsen)

KBR, Jakarta- Korban pembajakan kapal Alvian Elvis Peti dikenal baik dan kerap bersosialisasi dengan masyarakat. Ketua RT  03/RW 03  Swasembada barat 17 kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok
Handri Soewan mengatakan,  Alvian sudah tinggal lama di wilayah tersebut.

Kata dia, sebelum menikah Alvian sudah tinggal di kawasan perumahan tersebut, "Dia sudah tinggal lama, sebelum menikah sudah di sini.Tantenya sudah lama dan orang sini juga.Orangnya baik dan sosialisasi," ujarnya yang tinggal berhadapan dengan rumah Alvian.

Kata dia, Alvian terakhir bertemu tiga bulan lalu sebelum berlayar. Handri yang juga berprofesi sebagai pelaut hanya mengetahui jika Alvian ada pelaut dengan jabatan mualim. "Terakhir bertemu tiga bulan lalu.Setahu saya dia pangkatnya setingkat di bawah kapten. Dia biasa berlayar lokal di perairan Kalimantan setahu saya. Makanya saya kaget kalau ada informasi dia dibajak di Filipina," katanya.

Dari pantauan KBR di kediaman Alvian, rumah bercat kombinasi abu-abu putih itu nampak sepi. Hanya terlihat sedan mewah Toyota Camry  hitam dengan plat nomor B231 VIS dan Toyota Avanza putih dengan plat nomor B31VIS. Kediaman Alvian terlihat cukup mewah dengan lebar mencapai 10 meter dan memiliki 3 lantai bergaya minimalis.

Dari luar hanya terlihat  beberapa anak muda dan enggan menjawab pertanyaan wartawan yang sudah menunggu informasi soal keberadaan korban.

Sebelumnya  Kementerian Luar Negeri menyatakan satu dari dua kapal yang dibajak di perairan Sulawesi Utara sudah dibawa  Pemerintah Filipina dalam keadaan tak berawak. Kapal itu adalah Brahma 12 yang sebelumnya berawak 10 warga negara Indonesia (WNI). Menurut Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, satu kapal lain yang bermuatan batubara masih disandera.

"Ada dua kapal itu. Brahma 12 dan Anand 12. Yang disandera satu yang satunya dilepaskan.  Yang disandera kapal tongkang berisi 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal WNI," jelas Lalu Muhammad Iqbal melalui sambungan telepon,  Selasa (29/3/2016).

Lalu Muhammad Iqbal menambahkan, saat ini pemerintah memprioritaskan keselamatan 10 WNI yang disandera. Komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Menlu Filipina terus dilakukan. Ini untuk mengetahui keberadaan kapal dan WNI yang disandera. Namun begitu Lalu enggan berkomentar soal uang tebusan yang kabarnya diminta oleh pihak penyandera.

Saat dibajak, kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting di Kalimantan Selatan menuju Batangas kawasan Fililina Selatan. Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak. Pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada Sabtu, 26 Maret 2016. Informasi itu didapat melalui sambungan telepon dari seseorang yang mengaku bagian dari kelompok Abu Sayyaf. 


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending